Baliview
Driver : Grab Jangan Sewenang-wenang
Grab Jangan Semena-Mena
DENPASAR—Aplikator Grab diminta tidak sewenang-wenang terhadap mitra bisnis mereka di Bali khususnya dalam menentukan tarif dan layanan.
Desakan ini muncul paska terjadinya demo yang dilakukan oleh anggota Koperasi Resimen Sunda Kelapa (RSK) karena aplikasi mereka dinonantifkan sejak Jumat (10/1/2020) pagi tanpa adanya pemberitahuan sama sekali. Ketua Koperasi RSK I Wayan Sugiartana menyatakan seharusnya hubungan Grab dengan mitra mereka seimbang tidak saling merugikan.
“Tidak ada pemberitahuan makanya spontanitas demo. Tadi akhirnya sudah ada jawaban diterima, setelah kami nego. Hari ini juga mereka dihdupkan kembali aplikasinya. Tadi tidak ada pemberitahuan makanya kami bingung juga,” tuturnya saat dihubungi, Jumat (10/1/2020).
Ratusan sopir Grab yang tergabung dalam RSK demo ke Kantor Grab di Jl Gatot Subroto Barat, Denpasar. Mereka protes, karena sejak pagi hari, aplikasi Grab Car Airports DPS yang ada di gawai mereka tidak dapat diakses bahkan hilang satu persatu. Kondisi ini membuat bingung para sopir yang mengharapkan bisa mendapatkan pemasukan dari penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Ada ratusan orang driver Grab anggota RSK yang mengangkut penumpang di bandara Ngurah Rai. Gara-gara aplikasi mereka tidak dapat diakses, akhirnya semua tidak bisa bekerja lagi sejak pagi hari. Padahal mereka sangat menggantungkan pendapatan, salah satunya dengan menjangkau penumpang di bandara
Wakil Ketua Operasional RSK Yohannes Kurniawan menilai aplikasi dari Malaysia tersebut tidak punya hati dalam memperlakukan mereka. Terbukti, tanpa memberitahukan terlebih dulu, aplikasi mereka kemudian tidak bisa diakses. Padahal izin yang mereka dapatkan sekarang ini harus ditebus dengan biaya besar.
Ia mengatakan sejak dua tahun bekerja sebagai mitra Grab, mereka menghadapi berbagai risiko karena berhadapan dengan sopir konvensional di lapangan. Bahkan ancaman berkelahi sampai masuk penjara juga dihadapi.
“Kami ini berjuang 12 jam sehari tetapi diperlakukan begini,” keluhnya.
Paska demo tersebut, layanan Grab Car Airport DPS untuk anggota RSK kembali dinormalkan. Head Branch Grab Bali Kresno Wibowo mengatakan tidak mengetahui alasan kenapa aplikasi anggota RSK mati. Untuk membuka layanan, Ia mengaku meminta tolong tim IT Grab pusat untuk menghidupkan kembali.
“Saya tidak tahu dari mana, yang pasti bukan dari Grab kami yang di sini," katanya.
Ketua PHRI Badung IGN Suryawijaya mengharapkan kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Ia menegaskan bahwa berbisnis harus bersaing secara sehat. Diakuinya, keberadaan driver online sangat membantu pariwisata karena penumpang mendapatkan kepastian jarak dan waktu tempuh serta harga yang harus mereka bayar.
Berbeda dengan skema konvensional yang harus tawar menawar harga serta ketidakstabilan harga yang membuat wisatawan menjadi enggan. Menurutnya, kejadian ini seperti hari ini jangan sampai terulang kembali. Termasuk selisih paham antara taksi online dan konvensional harus diantisipasi agar tidak merugikan industri pariwisata.
“Sering terjadi di daerah periwisata rebutan ini yang akan berikan dampak tidak baik, maka dari itu perlu duduk bersama selesaikan bagaimana caranya beri servis lebih baik kepatian waktu dll. Ini penting untuk kemajuan sekarang karena bagaimanapun bali menunju pariwisata berkualtias. Sopir berkualitas sopir profesional. Inilah yang harus dilakukan. Dalam hal ini jangan sampai bom waktu antara konvensional dan online. Caranya kontrol ego kita,” pintanya.
