Ditutup, PKB ke-43 Terevaluasi Baik

Penutupan PKB ke-43 di Jayasabha, Denpasar, Sabtu (10/7/2021).

Denpasar, Balinesia.id – Pesta Kesenian Bali (PKB) akhirnya ditutup menurut jadwal yang ditetapkan, Sabtu (10/7/2021). Hanya saja, penutupan tidak dilaksanakan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali sebagaimana ditetapkan, melainkan digeser ke Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Denpasar, sebagai dampak PPKM Darurat.

Penutupan PKB ke-43 “Purna Jiwa: Prananing Wana Kerti” pun dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Hanya beberapa orang yang hadir di lokasi dan acara disiarkan ke dunia maya melalui platform Youtube.

Sepanjang pelaksanaan PKB ke-43 yang dihelat sejak 12 Juni 2021, hajatan seni-budaya yang menerapkan sistem luring-daring dimaknai membangun citra positif bagi pengembangan seni budaya Bali ke depan. Sejumlah materi PKB yang disiarkan daring dinilai lebih efektif, sebab ditonton jauh lebih banyak dibandingkan dengan sistem pertunjukkan konvensional di Taman Budaya Bali.

Hal itu dinyatakan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha. Ia melaporkan sesuai evaluasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bekerjasama dengan Universitas Warmadewa, PKB yang digelar secara daring terpantau meningkatkan subscriber kanal youtube Disbud Bali.

“Ada peningkatan dari 3.500 subscriber menjadi 7.000 subscriber, sedangkan kehadiran penonton secara langsung berkisar 25-100 orang penoton dengan prokes yang sangat ketat. Selain itu dengan digelar secara daring PKB juga dapat ditonton oleh masyarakat di luar Bali seperti Australia, Jepang, Amerika, Belanda, dan negara lainnya,” katanya.

Menurutnya, saat ini masyarakat juga sudah bisa menerima pelaksanaan pertunjukan yang dihelat secara daring, meski diakui pertunjukan secara langsung juga masih didambakan oleh masyarakat. “Para seniman juga kurang nyaman tampil tanpa adanya kehadiran penonton dan sebagian penonton juga merasa ada kualitas seni yang tidak dapat tergantikan secara langsung,” akunya.

Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyampaikan bahwa sebagai pesta tahunan yang telah mendapat pengakuan dunia. PKB menjadi ajang pertemuan insan-insan kreatif untuk berkreasi, berkolaborasi, dan bersilaturahmi dalam rangka penguatan dan pemajuan Kebudayaan Bali.

“Aktualisasi PKB yang kini telah memasuki tahun ke-43 didukung penuh oleh seluruh lapisan dan elemen masyarakat Bali tanpa terkecuali. Karakteristik masyarakat Bali yang artistik, jujur, terbuka, pekerja keras, dan memiliki semangat gotong-royong merupakan modal utama dalam mensukseskan PKB, oleh sebab itu kendati penyelenggaraan PKB masih berada dalam suasana pandemi Covid-19, kreativitas seniman Bali tidak pernah pudar sehingga PKB dapat digelar dengan format baru, yaitu gabungan antara luring dan daring,” jelasnya.

Seiring dengan semakin bertumbuh-kembangnya seni budaya Bali dewasa ini, ada tiga hal yang ingin diharapkan pemerintah. Pertama, seni harus dapat menjadi media pembentuk kepribadian manusia Bali sesuai ajaran para leluhur, seperti saling asah, saling asuh, sagilik saguluk, salunglung sabayantaka. “Tema PKB ‘Purna Jiwa: Prananing Wana Kerti’ hendaknya terejewantah dalam sikap dan prilaku masyarakat, yaitu memuliakan hutan atau pohon sebagai paru-paru bumi dan nafas kehidupan untuk membangun simponi harmoni semesta raya menuju kesejahteraan hidup dengan jiwa yang paripurna,” katanya.

Kedua, pihaknya berharap sajian seni budaya yang digelar selama PKB yang meliputi Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Kandarupa (Pameran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni), dapat menjadi media kelangenan bagi masyarakat. 

“Ketiga, selain untuk membangun kepribadian dan kelangenan, seni juga diharapkan menjadi media pengembangan basis perekonomian masyarakat Bali. Ekonomi Bali yang berdaulat, selain bersumber dari alam seperti tanah, gunung dan laut juga bersumber dari kreativitas seniman. Hasil-hasil karya kreatif seniman Bali harus dikelola agar dapat memberi penghidupan bagi seniman dan masyarakat. Sebagai contoh industri kecil dan menengah (IKM) Bali yang mulai menggeliat,” imbuhnya.  jpd


Related Stories