Distribusi Vaksin Covid-19 Pengaruhi Perbaikan Tingkat Kepercayaan Pelaku Usaha di Bali

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho memaparkan perekonomian Bali terkini saat Obrolan Santai BI Bareng Media, di Denpasar, Senin, (26/4/2021).

DENPASAR, Balinesia.id - Dimulainya distribusi vaksin covid-19 yang berdampak pada perbaikan level of confidence pelaku usaha dan perbaikan mobilitas domestik di Provinsi Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyampaikan hal itu Terkait perekonomian Bali terkini.

Kata Trisno bahwa perekonomian Bali pada tahun 2021 diperkirakan tumbuh positif seiring dengan

"Dimulainya distribusi vaksin covid-19 yang berdampak pada perbaikan level of confidence pelaku usaha dan perbaikan mobilitas domestik," ulasnya saat Obrolan Santai BI Bareng Media, di Denpasar, Senin, (26/4/2021).  

Disamping itu rencana peningkatan investasi swasta dan pemerintah juga turut mendorong pertumbuhan di tahun 2021.

Disebutkan, pada Triwulan 1, ekonomi Bali diperkirakan tumbuh dalam kisaran -6,1% s.d -5,1%. Pertumbuhan positif diperkirakan akan dimulai pada triwulan II 2021 sehingga secara keseluruhan tahun 2021 perekonomian diperkirakan tumbuh positif dalam kisaran 2,5% s.d 3,5%.

Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu ketiga April 2021, terungkap perubahan harga di Bali sebesar 0,25%. Dengan demikian perkiraan inflasi April 2021 sebesar 0,13% s.d. 0,33%.

Perubahan harga lebih didominasi oleh meningkatnya harga daging ayam ras dan canang sari, karena meningkatnya permintaan pada hari raya keagamaan.

Harga cabai rawit yang meningkat di awal tahun, sudah mencapai puncaknya dan mulai mengalami penurunan harga secara perlahan-lahan. Terkendalinya inflasi ditopang oleh pasokan barang khususnya bumbu dapur dan beras yang lancar dan mencukupi untuk Provinsi Bali.

"Inflasi tahun 2021 diprakirakan meningkat dibandingkan tahun 2020, namun masih dalam rentang 3%±1%,"sambung mantan Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta ini.

Pada bagian lain, ada beberapa faktor utama yang menjadi pendorong meningkatnya inflasi tahun 2021 yakni meningkatnya aktivitas pariwisata pasca Covid-19, peningkatan daya beli masyarakat.

Kemudian, normalisasi harga tiket angkutan udara dan pemberlakuan kembali airport tax, adanya peningkatan cukai rokok, dan peningkatan biaya sekolah yang ditiadakan pada tahun 2020.

Selanjutnya Trisno merekomendasikan enam langkah strategis. Pertama, akselerasi penanganan covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi. Kedua, akselerasi realisasi belanja pemerintah dan perluasan penerima hibah pariwisata. Ketiga, akselerasi reaktivasi wisman melalui mekanisme travel bubble.

Keempat, reorientasi ke pasar wisnus. Kelima, akselerasi hilirisasi pertanian dan industri. Keenam, akselerasi realisasi invetasi melalui pembentukan investment centre dan creative financing. Terakhir, peningkatan produktivitas pertanian melalui digitalisasi pertanian. (roh)


Related Stories