Desak “Open Border”, Komponen Pariwisata Yakinkan Bali Siap Terima Pariwisata Internasional

Ilustrasi toll gate Bandara I Gusti Ngurah Rai-Bali.

Denpasar, Balinesia.id – Komponen pariwisata Bali mengharapkan realisasi pembukaan pariwisata internasional yang dijanjikan dilakukan pada Juli 2021. Mereka meyakini jika Bali sudah siap menerima gelombang wisatawan asing, sebab selama ini sudah menyiapkan segala SOP untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan.

“Bali sudah siap membuka pintu pariwisata international dengan menerapkan SOP prokes (protokol kesehatan, red), standardisasi CHSE (cleanliness, healt, safety, and environmnet). Target 70 persen penduduk Bali sudah divaksin,” kata akademisi Universitas Warmadewa, Dr. Ida Bagus Udayana Putra, S.E., M.Si., Selasa (29/6/2021).

Menurutnya, langkah yang lebih penting dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan screening ketat kepada semua wisatawan yang datang, bukan menutupnya secara total. Wisatawan yang datang ke Pulau Dewata, baik menggunakan moda pariwisata udara, darat, maupun laut haruslah mereka yang sudah divaksin dan dibuktikan dengan bukti yang sahih, bukan hanya formalitas.

Di sisi lain, upaya yang dipandang perlu dibangun adalah upaya merawat disiplin masyarakat Bali untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara menyeluruh. “Pariwisata internasional hendaknya bisa dibuka, walaupun secara bertahap. SOP ketat harus dilakukan, mulai dari bandara, pelabuhan, dan pintu-pintu masuk lainnya, hingga menuju hotel atau penginapan, kemudian menuju obyek wisata, sampai wisatawan kembali meninggalkan Bali,” jelasnya.

Udayana Putra berpandangan semua elemen agar beradaptasi hidup bersama Covid-19. Menurutnya, kecil kemungkinan menghapus virus corona ini dari bumi, sehingga langkah hidup berdampingan adalah yang paling tepat dilakukan. “Saya kira Covid-19 dengan mutasinya akan tetap ada, maka bagaimana kita mampu berdampingan dengan virus,” ucapnya.

Hal senada dinyatakan Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M.Si. Pihaknya meminta pembukaan pariwisata internasional pada Juli 2021 dipertimbangkan, mengingat kondisinya yang semakin terpuruk setelah lebih dari setahun ditutup.

“Kami harapkan tetap open border, meski tidak semua, tapi bisa dilakukan secara bertahap. Kami juga tidak berharap langsung seperti itu (dibuka keseluruhan, red), tapi bertahap, mulai buka untuk Asia misalnya, baru Eropa, Amerika, dan seterusnya. Setidaknya diberi celahlah, sehingga orang pariwisata mendapat angin segar. Prokes tetap dipegang dan jadi kunci,” katanya.

Terhadap hal itu, pihaknya mendesak pemerintah segera memberi kepastian. “Harapan kami, agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat. Kami tahu Covid-19 berbahaya, tapi pilihannya sekarang, apakah kita mati karena Covid-19 atau karena tidak makan? Ini hendaknya dijadikan pertimbangan,” tegasnya.

Selama beberapa bulan terakhir, ia menyatakan jika komponen pariwisata Bali telah berupaya maksimal menyajikan pariwisata Bali yang aman. Salah satunya adalah melakukan sertifikasi CHSE sebagai bentuk garansi penyelenggaraan pariwisata yang aman.

“Pengusaha sudah mengupayakan sertifikasi CHSE. Itu sudah jadi investasi menyongsong kebangkitan pariwisata guna meyakinkan pemerintah dan masyarakat dunia. Namun, besok sudah bulan Juli, tapi tetap saja belum ada kepastiaan akan dibuka. Komponen pariwisata sudah terengah-engah, sudah berupaya melirik kalangan domestik, termasuk dengan kebijakan Work from Bali, tapi, belum ada apa-apa. Justru ada wacana gara-gara Work from Bali Covid-19 meningkat,” jelasnya yang juga akademisi di salah satu universitas di Bali ini. jpd


Related Stories