Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dwi Wahyuning Kristiansanti menjelaskan, kegiatan yang dikemas dalam program Inventarisasi Kesenian di Kota Denpasar ini merupakan sebuah upaya untuk menciptakan database untuk mendukung pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar. (sumber: istimewa)
Denpasar, Balinesia.id - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menggencarkan pendataan kesenian di Denpasar sebagai kota berwawasan budaya untuk mendukung pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Dwi Wahyuning Kristiansanti menjelaskan, kegiatan yang dikemas dalam program Inventarisasi Kesenian di Kota Denpasar ini merupakan sebuah upaya untuk menciptakan database untuk mendukung pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar.
Sebanyak empat cabang seni yang menjadi prioritas, mulai dari Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Rupa dan Seni Theater.
Pada prinsipnya Sekaa, Sanggar, Banjar, Pura, Pemaksan dan Komunitas Seni bisa didaftarkan. Namun, dalam pelaksanaanya aktifitasnya wajib melaksanakan pembinaan kesenian tua atau yang bersifat mengkhusus.
“Sekaa, sanggar atau komunitas bisa masuk asalkan ada kesenian khusus, namun jika sanggar itu hanya melakukan pembelajaran tari dan tabuh secara umum tidak bisa masuk, sedangkan jika sanggar itu melakukan pelatihan atau pembinaan Seni Gambuh atau Arja itu bisa, dan khusus sanggar kita sudah ada databasenya sendiri,” ujarnya dalam keterangan resmi Jumat (21/1/2021).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar. Sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan seberapa besar kesenian Kota Denpasar yang masih aktif, kurang aktif ataupun yang sangat urgent untuk dilaksanakan penyelamatan.
“Jadi dengan Inventarisasi Kesenian ini data yang kita peroleh memang data valid sesuai dengan apa yang ada dilapangan, sehingga dapat diputuskan apakah diperlukan pendampingan, pembinaan atau rekontruksi,” katanya.
Proses inventarisasi ini dilaksanakan secara online. Dimana, masyarakat ataupun tokoh masyarakat dapat mendaftarkan kesenianya atau kelompok kesenianya melalui link pendaftaran https://bit.ly/Pendataan_Kesenian.
Pendaftaran cukup dengan mengisi data pada link tersebut yang terdiri atas nama kesenian, tahun berdiri kesenian/sekaa, kecamatan, desa/kelurahan, banjar, alamat, nama ketua kesenian, no hp, email sekaa, deskripsi singkat, status kesenian aktif/tidak aktif dengan baik dan jelas untuk dikirimkan kembali. Setelah dilengkapi dan dikirimkan maka kesenian tersebut sudah masuk dan terdata di Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.
“Kami sudah bersurat ke Perbekel/Lurah untuk diteruskan kepada masyarakat, sehingga pendataan ini dapat dilaksanakan secara maksimal serta diharapkan dapat mengisi paling lambat 31 Januari 2021,” ujarnya.
Pihakny berharap, dengan potret data ini Pemerintah Kota Denpasar dapat memiliki peta data yang baik.
Dengan data ini diharapkan kesenian-kesenian yang tidak berkembang dapat dilakukan rekontruksi kembali baik secara mandiri melalui kegiatan di Dinas kebudayaan ataupun dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga tinggi, komunitas atau pun kelompok kesenian lainnya yang ada di Kota Denpasar maupun di Provinsi Bali. Dan untuk yang sedang berkembang tetap bisa dilakukan pemantauan.
Dinas Kebudayaan tidak dapat melakukan hal ini sendiri, kami membutuhkan kerjasama yang baik terutama dengan pemilik wilayah kesenian itu sendiri, saat ini kami melakukan koordinasi dengan seluruh kelurahan dan desa se-Kota Denpasar dan kami berharap para Lurah dan Perbekel dapat menjadi tim work untuk kegiatan ini (roh)
[{"id":2326,"title":"Bukti Miliki Kebudayaan Adi Luhung, 29.658 Lontar Bali Berhasil Diidentifikasi","excerpt":"<p>Acara penutupan Bulan Bahasa Bali ke 3 yang dihadiri tanpa penonton ini, berlangsung sukses di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, dan dilaksanakan secara Hibrid Luring-Daring Minggu (28/2/2021).</p>","image_1":"1614587569126.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Denpasar, Balinesia.id- Berdasarkan data disampaikan Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali tahun 2020 sebanyak 29.658 lontar berhasil diidentifikasi dengan berbagai kondisi</p>\r\n<p>Koster menyampaikan itu saat secara resmi menutup Bulan Bahasa Bali ke 3 tahun 2021 yang mengangkat tema 'Wana Kerthi-Sabdaning Taru Mahottama' yang bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai Altar Pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Tertaut Jelajah Pemaknaan Hutan sebagai Prana Kehidupan.</p>\r\n<p>Disebutkan, dari 718 bahasa Daerah yang ada di Indonesia, hanya 11 bahasa daerah yang memiliki aksara daerah, salah satunya Bahasa Bali.</p>\r\n<p>Di Bali terdapat Aksara Bali yang kembali dibagi menjadi tiga, antara lain Aksara Wréastra, Swalalita, dan Modré yang digunakan dalam menulis berbagai hal ikhwal kehidupan maupun kematian. </p>\r\n<p>Selain itu, Sastra Bali juga banyak tertulis di dalam lontar-lontar.</p>\r\n<p>\"Berdasarkan penyampaian Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali di tahun 2020, jumlah lontar yang telah dicatat hingga diidentifikasi telah mencapai 29.658 dengan berbagai kondisi,\" ungkap gubernur yang dikenal sebagai pejuang pelestari adat, tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal Bali ini.</p>\r\n<p>\"Hal tersebut menunjukkan bahwa Bali memiliki sebuah kebudayaan atau kebudayaan yang adi luhung, mulia, dan sangat utama jika dibandingkan dengan daerah lainnya,\" ungkap gubernur yang dikenal sebagai pejuang pelestari adat, tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal Bali ini.</p>\r\n<p>Koster menegaskan Aksara Bali berperan penting dalam menuliskan kemuliaan pemikiran para leluhur dan Sastra Bali yang bisa dijadikan pedoman kehidupan sekala maupun niskala.</p>\r\n<p>Acara penutupan Bulan Bahasa Bali ke 3 yang dihadiri tanpa penonton ini, berlangsung sukses di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, dan dilaksanakan secara Hibrid Luring-Daring Minggu (28/2/2021).</p>\r\n<p>Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan Pulau Bali sejatinya tidaklah besar.</p>\r\n<p>\"Tetapi di tempat yang kecil ini kita memiliki Bahasa Bali yang merupakan Bahasa Ibu, begitu juga dengan Aksara Bali yang berperan menuliskan kemuliaan pemikiran para leluhur, dan Sastra Bali yang bisa kita jadikan pedoman kehidupan sekala maupun niskala,\" katanya menegaskan.</p>\r\n<p>Mengetahui tentang keutamaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang demikian adanya, maka Gubernur Koster dengan konsep kepemimpinannya berupaya membuatkan regulasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.</p>\r\n<p>Peraturan ini menunjukkan secara jelas bahwa Pemerintah Provinsi Bali menaruh harapan besar agar keberadaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali semakin berkembang dan semakin mampu bersaing dalam perkembangan jaman. </p>\r\n<p>Dikatakan, peraturan ini juga sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang intinya adalah mengutamakan pembangun Bali dengan didasari atas adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal lainnya yang ada di Bali.</p>\r\n<p>Atas keberadaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali di Pulau Dewata, Gubernur Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini dengan tegas menyatakan hanya kita masyarakat Bali yang memiliki Bulan Bahasa Bali. Belum ada Provinsi lain di Indonesia yang mengupayakan pemuliaan terhadap bahasa Ibunya, melalui pelaksanaan Bulan Bahasa seperti kita di Bali ini.</p>\r\n<p>Kata Koster, boleh mencinta Bahasa Indonesia, belajar bahasa asing, tapi nomor satu yang wajib adalah menjaga dan menggunakan bahasa Bali. Jadi cara hidup masyarakat di Bali, lokal, nasional, global. </p>\r\n<p>\"Jangan bisa bahasa Inggris, tapi lupa bahasa Bali. Wajib bahasa Bali, kalau tidak kita siapa lagi. Kepercayaan untuk menjaga budaya Bali, harus kita percayakan kepada orang Bali,\" tambah Alumnus ITB Bandung didampingi sebut Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini saat didampingi Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ny. Putri Suastini Koster, Sekda Bali, Dewa Made Indra, dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan 'Kun' Adnyana.</p>\r\n<p>Koster melihat Bulan Bahasa Bali tahun ini sudah diikuti oleh banyak sekali masyarakat Bali, hingga datang dari luar Bali seperti Sulawesi, Jogja, Bandung, dan banyak lagi dari daerah lainnya, karena acara dilaksanakan secara virtual.</p>\r\n<p>Hal ini menurut Wayan Koster merupakan bukti bahwa keberadaan Bahasa Bali sudah dijadikan sebagai tempat berdiskusi, mencurahkan pemikiran, belajar, serta sebagai ajang hiburan oleh masyarakat semua, dan kami berdoa semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga Bulan Bahasa Bali kapat terlaksana dengan dukungan peserta yang lebih banyak dari tahun ini. (roh)</p>\r\n<p> </p>","status":"P","publish_datetime":"2021-03-01T09:31:01.000Z","video_1":null,"created_at":"2021-03-01 15:32:49","updated_at":"2021-03-02 20:06:18","highlight":1,"slug":"bukti-miliki-kebudayaan-adi-luhung-29-658-lontar-bali-berhasil-diidentifikasi","view_count":7,"image_source":"Istimewa","image_caption":"Mengetahui tentang keutamaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang demikian adanya, maka Gubernur Koster dengan konsep kepemimpinannya berupaya membuatkan regulasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.","user_id":4,"special_report":null,"author_name":"Redaksi","image_1_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2326/1614587569126.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2326/thumb_1614587569126.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2326/medium_1614587569126.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2326/large_1614587569126.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://balinesia.id/read/bukti-miliki-kebudayaan-adi-luhung-29-658-lontar-bali-berhasil-diidentifikasi","category":[{"id":3,"title":"Budaya","description":"Tentang seni dan budaya serta hiburan yang ada di Bali","image":null,"created_at":"2019-08-27 06:58:54","updated_at":"2019-08-27 06:58:54","slug":"budaya","url":"https://balinesia.id/kanal/budaya","image_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/null","image_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/medium_null","image_box_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/box_null","pivot":{"category_id":3,"article_id":2326}}]},{"id":2325,"title":"Bulan Bahasa Bali Momentum Membangkitkan Kesadaran Memelihara Hutan Dunia","excerpt":"<p>Semua acara yang terlaksana juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pemeliharaan alam.</p>","image_1":"1614586723107.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Denpasar, Balinesia.id - Bulan Bahasa Bali ke-3 tahun ini bertujuan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya memelihara hutan dunia atau pemeliharaan alam seisinya.</p>\r\n<p>Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, berdasarkan hasil pengamatannya, tema dalam Bulan Bahasa Bali, sudah berupaya mengembangkan tema tentang Wana Kérthi. </p>\r\n<p>Semua acara yang terlaksana juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pemeliharaan alam.</p>\r\n<p> \"Pemikiran ini diupayakan berkembang dari Provinsi, Kabupatén Kota, hingga desa-desa adat seluruh Bali,\" demikian kata Gubernur Bali, Wayan Koster saat menutup Bulan Bahasa Bali ke 3 tahun 2021 yang mengangkat tema 'Wana Kerthi-Sabdaning Taru Mahottama' pada, Minggu, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, dan dilaksanakan secara Hibrid Luring-Daring Minggu (28/2/2021). </p>\r\n<p>Dalam situasi saat ini, semua merasakan kebermanfaatan maupun bantuan dari hutan, alam, maupun lingkungan kita utamanya dalam ketersedian sandang, pangan, papan dan yang paling penting adalah alam menyediakan sejuta obat bagi semua. </p>\r\n<p>\"Itulah sebabnya Bulan Bahasa Bali tahun 2021, selain sebagai ajang memperingati tentang pemuliaan Bahasa, sekaligus juga sebagai ajang membangkitkan kesadaran pentingnya memelihara hutan dunia,\" ucapnya.</p>\r\n<p>Dia mengajak bersama-sama, mantapkan hati agar senantiasa berkenan mendalami, dan mencintai, bahasa, aksara, serta sastra Bali. </p>\r\n<p>\"Karena Bahasa, Aksara, serta Sastra Bali merupakan pemuliaan kebudayaan Bali,\" tegas mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini dihadapan Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekda Bali, Dewa Made Indra, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan 'Kun' Adnyana, MDA Provinsi Bali, PHDI Provinsi Bali, dan Ny. Putri Suastini Koster.</p>\r\n<p>Pada Bulan Bahasa Bali ke IV yang akan terlaksana tahun 2022 mendatang, akan mengangkat tema 'Danu Kerthi : Gitaning Toya Ening - Lingga Stana Basa, Aksara, miwah Sastra Bali mapaiketan ring Kramaning Ngwerdiang Danu Pinaka Witning Amerta Sarwa Prani'. (roh)</p>\r\n<p> </p>\r\n<p> </p>","status":"P","publish_datetime":"2021-03-01T09:15:52.000Z","video_1":null,"created_at":"2021-03-01 15:18:43","updated_at":"2021-03-03 09:59:41","highlight":null,"slug":"bulan-bahasa-bali-momentum-membangkitkan-kesadaran-memelihara-hutan-dunia","view_count":10,"image_source":"Istimewa","image_caption":"Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, berdasarkan hasil pengamatannya, tema dalam Bulan Bahasa Bali, sudah berupaya mengembangkan tema tentang Wana Kérthi","user_id":4,"special_report":null,"author_name":"Redaksi","image_1_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2325/1614586723107.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2325/thumb_1614586723107.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2325/medium_1614586723107.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2325/large_1614586723107.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://balinesia.id/read/bulan-bahasa-bali-momentum-membangkitkan-kesadaran-memelihara-hutan-dunia","category":[{"id":3,"title":"Budaya","description":"Tentang seni dan budaya serta hiburan yang ada di Bali","image":null,"created_at":"2019-08-27 06:58:54","updated_at":"2019-08-27 06:58:54","slug":"budaya","url":"https://balinesia.id/kanal/budaya","image_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/null","image_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/medium_null","image_box_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/box_null","pivot":{"category_id":3,"article_id":2325}}]},{"id":2322,"title":"Sajian Palegongan Klasik Baru dalam \"Campuhaning Rasa\" Sanggar Seni Tedung Agung","excerpt":"<p>Hari-hari terakhir hajatan Bulan Bahasa Bali 2021 dimeriahkan sajian Sanggar Seni Tedung Agung. Sesolahan seni sastra bertajuk “Campuhaning Rasa” menghadirkan pementasan daring yang berbasis pada pelegongan klasik.</p>","image_1":"1614491067832.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p><strong>Denpasar, Balinesia.id</strong> - Hari-hari terakhir hajatan Bulan Bahasa Bali 2021 dimeriahkan sajian Sanggar Seni Tedung Agung. Sesolahan seni sastra bertajuk “Campuhaning Rasa” menghadirkan pementasan daring yang berbasis pada pelegongan klasik.</p>\r\n<p>Penampilan sanggar seni yang berpusat di Ubud, Gianyar ini didukung oleh para seniman muda yang enerjik dan berbakat. Adapun Tabuh Pelegongan Klasik “Anglep Sari” dan Tari Legong “Markandya Lango” menjadi basis dari karya seni virtual yang telah ditayangkan melalui chanel YouTube Disbud Prov. Bali sejak Jumat, 26 Februari 2021 lalu.</p>\r\n<p>Pentas berdurasi 38 menit tersebut terwujud berkat sentuhan penata tabuh, I Wayan Sudirana, dan penata tari, Gede Agus Krisna Dwipayana, serta I Nyoman Cerita sebagai penasehat. Adapun Penanggung Jawab Sanggar Tedung Agung adalah Tjokorda Putra Sukawati, sedangkan Penanggung Jawab Pementasan adalah Tjokorda Agung Ichiro Sukawati.</p>\r\n<p>Sudirana menerangkan, pentas diawali dengan menyajikan tabuh “Anglep Sari”. Tabuh ini merupakan tabuh petegak klasik Pelegongan Gaya Peliatan karya dari Wayan Sudirana sendiri. \"Anglep artinya elok atau indah, dan sari artinya inti. Tabuh ini merupakan sebuah rangkuman sari-sari keindahan Gaya Klasik Pelegongan khas Guru Lotring, diantaranya ada Gambangan, Angklungan, dan Sekar Gendot,\" katanya.</p>\r\n<p>Tabuh itu dinilai sebagai bentuk karya klasik baru, dengan pola ritme dan melodi klasik sebagai pondasi tabuh. \"Kalau bedanya, itu tergantung orang yang mendengarkan. Tapi, kalau saya sebagai komposer, kedua karya ini berbentuk klasik baru atau neo-classical. Artinya pola ritme dan melodi klasik menjadi dasar atau pondasi, kemudian dikemas dengan tampilan klasik di jaman sekarang,” tambah Sudirana.</p>\r\n<p>Setelah disuguhkan keindahan nada tabuh \"Anglep Sari\", Sanggar Seni Tedung Agung kemudian menampilkan tari “Markandya Lango”, sebuah garapan tari palegongan yang juga dikategorikan sebagai klasik baru neo-classical. Tari Legong “Markandya Lango” mengangkat cerita perjalanan Maha Rsi Agung Markandya di Tanah Bali.</p>\r\n<p>Sebagai seni pertunjukan, Markandya Lango ini memang tampak sangat klasik, namun tetap menorehkan beberapa bentuk kekinian. Pakem-pakem klasik pelegongan dipertahankan dengan nafas dan warna khas pelegongan Peliatan. Namun, ada hal-hal baru yang diolah, sehingga tetap saja tampak klasik, misalnya gelungan berbahan janur (ental) yang dirancang begitu indah, bentuknya baru, namun tampak sangat klasik.</p>\r\n<p>\"Ide tari ini terinspirasi dari tarian legong klasik. Beberapa poin yang menjadi ciri khas tarian legong tetap dipertahankan. Dalam pentas kami didukung oleh 7 penari, diantaranya 6 penari perempuan dan 1 penari laki-laki, yang berperan sebagai Rsi Markandya,\" terang penata tari, Gde Krishna Dwipayana.</p>\r\n<p>Terkait kostum, ia pun mengatakan bahwa pihaknya juga ingin menampilkan ciri khas garapan yang ada pada pernak-pernik dari janur (ental) itu. \"Janur itu dianyam, namun tidak menghilangkan ciri khas dari tari legong,” imbuhnya. <strong>(jpd/and)</strong></p>","status":"P","publish_datetime":"2021-02-28T01:44:14.000Z","video_1":null,"created_at":"2021-02-28 12:44:27","updated_at":"2021-03-02 17:22:04","highlight":1,"slug":"sajian-palegongan-klasik-baru-dalam-campuhaning-rasa-sanggar-seni-tedung-agung","view_count":17,"image_source":"Istimewa","image_caption":"Pagelaran virtual \"Campuhaning Rasa\" Sanggar Tedung Agung","user_id":8,"special_report":null,"author_name":"Jero P. Ariana","image_1_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2322/1614491067832.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2322/thumb_1614491067832.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2322/medium_1614491067832.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/article/image_1/2322/large_1614491067832.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://balinesia.id/read/sajian-palegongan-klasik-baru-dalam-campuhaning-rasa-sanggar-seni-tedung-agung","category":[{"id":3,"title":"Budaya","description":"Tentang seni dan budaya serta hiburan yang ada di Bali","image":null,"created_at":"2019-08-27 06:58:54","updated_at":"2019-08-27 06:58:54","slug":"budaya","url":"https://balinesia.id/kanal/budaya","image_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/null","image_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/medium_null","image_box_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/3/box_null","pivot":{"category_id":3,"article_id":2322}},{"id":4,"title":"Bali Community","description":" \t\t \tAktivitas komunitas di sekitar kita \t\t \r\n \t\t ","image":null,"created_at":"2019-08-27 06:59:15","updated_at":"2020-01-23 19:17:37","slug":"bali-community","url":"https://balinesia.id/kanal/bali-community","image_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/4/null","image_thumb_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/4/thumb_null","image_medium_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/4/medium_null","image_box_url":"https://assets.balinesia.id/uploads/category/image/4/box_null","pivot":{"category_id":4,"article_id":2322}}]}]