C’riry Creafty, Kisah Sukses UMKM Rajutan Ambon dalam Menghadapi Tantangan Pemasaran

kisah sukses umkm Ambon (kisah sukses umkm Ambon)

Ambon, 29 Agustus 2023 - Charment, UMKM kerajinan tangan rajutan di Ambon, Maluku, semakin semangat bertransformasi digital setelah mengikuti program pelatihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pelatihan ini diselenggarakan oleh Jamkrindo bekerja sama dengan Dinas Koperasi UMKM Maluku dan Mitme.id.

Menurut Charment usahanya yang sudah dimulai sejak 2020 lalu memang belum sepenuhnya bertransformasi digital. Penjualan yang dilakukan Charment masih sebatas dengan mengikuti pameran-pameran dan mengunggah produk pada halaman Facebook dan Whatsapp.

Dalam perjalanan usahanya, Charment aktif mengumpulkan para pengrajin di daerahnya untuk bergabung dengan komunitas UMKM pengrajin rajutan. Charment ingin membantu para pengrajin di daerahnya untuk mengembangkan usaha mereka.

Charment mengumpulkan para pengrajin rajutan di Ambon untuk membentuk sebuah kelompok usaha. Kelompok ini kemudian dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku.

“Awalnya sama-sama buat usaha rajutan, lalu saya mengumpulkan teman-teman dan gabung menjadi binaan  Disperindag Provinsi Maluku . Usaha saya C’riry creafty mulainya dari 2020 tapi baru mendapatkan izin usaha di 2022. Dari sini saya juga membantu pengrajin lainnya untuk mengurus surat izin usahanya,” kata Charment, 30 Agustus 2023 di Ambon.

Produk-produk rajutan Charment beragam, mulai dari sarung botol, gantungan kunci, aksesoris, tas, hingga produk dari bahan flanel. Produk-produk tersebut dibuat sesuai dengan pesanan pelanggan.

“Waktu pengerjaan paling lama seminggu, tergantung pesanannya apa,” katanya.

Harga setiap produk rajutan Charment beragam, mulai dari Rp15 ribu hingga Rp250 ribu. Harga ini disesuaikan seberapa besar dan detail dari produk yang dipesan oleh pelanggannya.

Charment mengaku bahwa pemasaran produk rajutan masih menjadi tantangan utama bagi UMKM-nya. Hal ini karena biaya pengiriman yang mahal membuat mereka tidak berani untuk menyimpan stok produk dalam jumlah besar.

"Sebulan paling banyak kami mendapat orderan 20an. Kalau ada event, kami bisa menjual hingga 100 produk," katanya.

Meski demikian, Charment tetap optimis dengan masa depan usahanya. Ia berencana untuk fokus pada pemasaran digital untuk meningkatkan daya saing produk-produknya.

"Kami tertarik untuk diliput media. Kami ingin memperkenalkan produk-produk kami kepada masyarakat luas," katanya.

Charment menargetkan para ibu-ibu sebagai konsumen utama produk-produknya. Ia yakin bahwa produk-produk rajutan yang ia produksi lebih rapi dan berkualitas sehingga dapat menarik minat para ibu-ibu.

"Kami ingin produk-produk kami dapat menjadi pilihan bagi para ibu-ibu untuk melengkapi kebutuhan rumah tangga mereka," ujar Charment.

Charment berharap agar UMKM-nya dapat terus berkembang dan menjadi salah satu UMKM unggulan di Provinsi Maluku. Ia juga berharap bahwa kisahnya dapat menginspirasi para UMKM lain untuk terus berjuang dan mengembangkan usaha mereka.

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories