Buku Blengbong Didedikasikan bagi Penyair Umbu Landu Paranggi

Putri Suastini acara peluncuran Buku Blengbong Sajak Sajak Penyair Pos Budaya, yang dirangkai dengan penutupan Pameran Bali Bangkit Jilid II, di Gedung Kriya Art Center, Denpasar, Selasa (25/5/2021).

Denpasar, Balinesia.id - Para seniman Bali berhasil menuliskan karya buku "Blengbong " yang didedikasikan sebagai bukti cinta kepada mendiang penyair besar Umbu Landu Paranggi.

Blengbong secara naluriah dan kondisi alam merupakan suatu keadaan di tengah laut dengan suasana awan yang gelap, dengan tiupan angin kencang dan badai.

Terdapat dua pilihan jika seseorang berada dalam kondisi seperti saat ini, akankah terus berlanjut ke dalam ataukah kembali ke tepi laut.

Jika pilihan terus maju, maka setelah badai selanjutnya akan muncul sekelompok ikan yang sedang mencari makan akibat pengaruh badai yang sebelumnya bertiup di atas laut.

"Namun jika dari fenomena alam yang unik sekaligus puitik, dalam konteks kepenyairan, blengbong bisa mengacu pada kegelisahan batin sang penyair saat melahirkan karya-karya kreatifnya," ujar Seniman multitalenta Putri Suastini Koster.

Kata dia, pergulatan pikiran dan perasaan bagaikan menghadapi blengbong yang pada akhirnya menyublim menjadi pencerahan.

Dalam konteks kawah candradimuka kesusastraan yang dibangun Umbu Landu Paranggi, blengbong adalah simbol dari pergulatan dan pergumulan kreatif, dari pos pawai hingga menembus pos budaya.

Hal ini serupa dengan para seniman modern khususnya puisi yang dari zaman dahulunya hanya dianggap bahwa seni puisi adalah penghuni ruang sunyi.

"Namun berbeda dengan saat ini, seniman non-tradisi mendapat perhatian dari pemerintah, salah satunya disiapkannya pusat kebudayaan Bali, yang nantinya sebagai tempat untuk mengekspresikan kemampuan dalam berkesenian baik modern ataupun tradisional," ungkap Putri Suastini acara peluncuran Buku Blengbong Sajak Sajak Penyair Pos Budaya, yang dirangkai dengan penutupan Pameran Bali Bangkit Jilid II, di Gedung Kriya Art Center, Denpasar, Selasa (25/5/2021).

Buku blengbong hadir karena rasa cinta kepada Umbu Landu Paranggi, di mana ia merupakan seniman puisi yang fokus dan konsen dan dikenal dengan karya-karyanya yang melegenda serta dikagumi banyak kalangan.

"Jangan teladani beliau hanya pada puisinya saja, namun lihat kepribadian beliau yang rendah hati, fokus sebagai perekat," tegasnya lagi.

Dia mengajak untuk menyelami ilmu pengetahuan itu ke tujuh lapisan bumi ke bawah tetapi tahan diri jangan sampai melambung ke langit ke tujuh, rendah hatilah kita dan biarkan orang lain yang menilai.

Tugas saat ini hanya bekerja, lalu melahirkan seniman muda yang berkualitas dengan karya yang melambung tinggi.

"Marilah bagi kita yang masih bisa berkarya, untuk dapat menjaga harta tak benda berupa seni, tradisi serta budaya untuk berkreativitas dan berkreasi yang tidak keluar dari koridor," tandasnya. (roh)

 


Related Stories