Bluebird Vs Xanh SM Vietnam: Siapa yang Lebih Unggul di Pasar Taksi Listrik?

bluebird-vs-xanh-sm-vietnam-siapa-yang-lebih-unggul-di-pasar-taksi-listrik
Bluebird Vs Xanh SM Vietnam: Siapa yang Lebih Unggul di Pasar Taksi Listrik? (xanhsm.com)

JAKARTA – Perusahaan taksi listrik asal Vietnam, Xanh SM, mulai merambah pasar Indonesia dengan menguji coba layanan armadanya di Jakarta. Taksi listrik ini mengoperasikan mobil VinFast VF e34 yang mudah dikenali melalui warna biru kehijauan khasnya.

Xanh SM adalah merek taksi listrik pertama dari Republik Sosialis Vietnam. Armada ini menggunakan mobil listrik buatan lokal yang dilengkapi fitur canggih seperti kamera 360 derajat.

Xanh SM menjadi satu-satunya armada taksi bertenaga 100% listrik terbaru di Indonesia dan siap memberikan layanan bintang 5 kepada pelanggan, dengan jaminan kenyamanan, kebersihan, ketenangan, dan perjalanan bebas polusi.

Operasinya berada di bawah naungan Green and Smart Mobility Joint Stock Company (GSM), dalam unit yang berfokus pada penyewaan kendaraan transportasi ramah lingkungan dan cerdas. GSM juga dikenal sebagai platform kendaraan listrik multi-platform pertama di dunia.

Dilansir dari xanhsm.com, GSM menyediakan dua layanan utama, yaitu pemesanan mobil listrik serta penyewaan mobil dan sepeda motor listrik, dengan investasi sebesar 20.000 unit mobil dan 60.000 unit sepeda motor.

“Kami menyediakan layanan perjalanan dengan kendaraan listrik, sekaligus menyewakan kendaraan kepada perusahaan transportasi untuk memenuhi kebutuhan akan opsi transportasi yang ramah lingkungan,” tulis Xanh SM dalam laman resminya.

VinFast sendiri telah berkomitmen untuk membangun pabrik di Indonesia, yang direncanakan mulai beroperasi pada akhir 2025, dengan membangun pabrik kendaraan listrik pertama di Subang, Jawa Barat, Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$200 juta atau setara Rp3,23 triliun.

Pabrik EV ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada kuartal IV tahun 2025 dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun dan akan memproduksi model e-SUV VinFast dengan setir kanan, termasuk VF3, VF5, VF6, dan VF7.

Sinergi antara Xanh SM dan VinFast ke depan diperkirakan tidak akan mengalami hambatan berarti karena keduanya masih berada dalam satu grup perusahaan. Xanh SM adalah perusahaan taksi yang terhubung dengan VinFast, dan di Indonesia, Xanh SM dioperasikan melalui PT XanhSM Green and Smart Mobility Indonesia.

Bluebird

Adapun, Di Indonesia, layanan taksi didominasi oleh PT Blue Bird Tbk (BIRD). Bluebird Group adalah perusahaan yang siap memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari taksi, kontainer, dan alat berat hingga logistik.

Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, Bluebird Group tidak hanya dikenal sebagai perusahaan taksi, tetapi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Jika New York identik dengan taksi kuning dan London dengan taksi hitam, Jakarta memiliki Bluebird, armada taksi biru yang selalu menghiasi jalanan sibuk Jakarta.

Dilansir dari bluebirdgroup.com, layanan Bluebird Group dapat dinikmati tidak hanya di Jakarta, tapi juga di berbagai kota lain di Indonesia, seperti Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Semarang, Medan, Pekanbaru, Palembang, Bangka Belitung, Batam, Banten, Manado, Makassar, Yogyakarta, dan kota lainnya yang menjadi pusat bisnis dan destinasi wisata di seluruh tanah air.

Bisnis BIRD cukup kuat karena menjangkau berbagai segmen. Selain dikenal dengan layanan taksi Bluebird dan Silverbird, BIRD juga memiliki segmen lain seperti bus dan rental (Goldenbird dan BigBird), shuttle (Cititrans), serta layanan untuk perusahaan.

Bluebird menjadi taksi yang tetap bertahan di tengah persaingan transportasi umum berbasis digital. Taksi dengan warna biru muda ini bahkan sangat mudah ditemukan di jalan raya.

Bluebird belakangan cukup aktif agresif mengubah armada taksinya menjadi taksi listrik. BIRD juga mengandalkan kendaraan listrik buatan BYD, yang pada 2025 akan mulai membangun pabrik di Indonesia. Diharapkan, hal ini akan membuat harga mobil BYD semakin terjangkau.

PT Bluebird Tbk baru-baru ini melakukan peremajaan armada mobil listrik dengan menggunakan BYD e6. Selain itu, model BEV (Battery Electric Vehicle) lainnya yang digunakan adalah Hyundai Ioniq 5 untuk Goldenbird dan Tesla Model X untuk Silverbird.

Chief Strategy Officer PT Bluebird Tbk Andrew Arristianto mengatakan, aat ini jumlah armada taksi Bluebird yang menggunakan mobil listrik masih tergolong sedikit. “Belum ada 10%. Tapi target kita per 2030, 10% dari armada kita adalah EV,” kata Andrew di sela acara PEVS 2024 belum lama ini.

Sebagai perbandingan, total armada Bluebird saat ini mencapai sekitar 20.000 unit, yang mencakup seluruh grup Bluebird, termasuk mobil rental, bus pariwisata, dan bus antar kota. Ia menekankan penggunaan kendaraan ramah lingkungan merupakan bagian dari program 50 by 30, yang bertujuan untuk mengurangi 50% emisi pada 2030.

Untuk model yang digunakan saat ini, fokus masih pada Tesla Model X, Hyundai Ioniq 5, BYD T3, dan BYD e6 generasi terbaru.

Pengadaan BYD e6 saat ini masih terbatas di 25 unit karena masih harus menjalani tahapan uji coba terlebih dahulu. Sejalan dengan upaya mengurangi emisi, Bluebird juga telah menerapkan penggunaan armada BBG (Bahan Bakar Gas) ramah lingkungan, yaitu Compressed Natural Gas.

Sebagai informasi, BYD e6 yang dibawa Bluebird ke Indonesia tidak dijual secara massal. Pembelian mobil tersebut juga tidak melalui BYD Motor Indonesia, melainkan langsung ke prinsipal.

Adapun, PT Bluebird Tbk mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,66 triliun hingga Oktober 2024, yang menunjukkan tren kinerja positif yang berkelanjutan dan semakin memperkuat posisi perusahaan di sektor transportasi Indonesia.

Direktur Utama PT Bluebird Adrianto Djokosoetono mengatakan, pencapaian kinerja positif tersebut ditopang oleh pendapatan kuartal III yang mencapai Rp1,3 triliun, naik 11% secara quarter on quarter (QoQ) dan 17% secara year on year (YoY). Perseroan juga mencatatkan laba sebesar Rp442 miliar dengan pertumbuhan 20% YoY.

Secara kuartalan (QoQ), laba juga mengalami kenaikan signifikan, yaitu mencapai Rp176 miliar, naik 69% dibandingkan Kuartal III 2023 dan 18% dibandingkan Kuartal III 2024. Menurutnya, pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan jumlah pengguna aplikasi MyBluebird yang meningkat lebih dari 4 kali lipat sejak 2020, yang turut mendukung transformasi digital perusahaan.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan jumlah pengguna aplikasi MyBluebird yang meningkat lebih dari 4 kali lipat sejak 2020, yang turut mendukung transformasi digital perusahaan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 17 Dec 2024 

Editor: Redaksi

Berita Sebelumnya

Resmi Diluncurkan, Xanh SM Hadirkan Layanan Bintang 5

Berita Selanjutnya

Mengapa 3 Varian Indomie Ditarik dari Pasar Australia?


Related Stories