BI Bali Temukan Ratusan Lembar uang Palsu, Didominasi Pecahan 100 Ribu

Denpasar - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bali menemukan ratusan lembar uang palsu yang beredar di masyarakat selama tiga bulan terakhir.

Kepala KPW BI Bali Trisno Nugroho mengungkapkan, sampai Maret 2020, temuan uang palsu cenderung menurun pada setiap bulannya yaitu tercatat sebanyak 233 lembar di Januari, sebanyak 112 lembar di Februari dan sebanyak 60 lembar di bulan Maret 2020.  

"Temuan uang palsu didominasi sebagaian besar adalah pecahan Rp. 100.000 atau sebesar 69%," ungkapnya dalam siaran pers Jumat 8 Mei 2020..

Di pihak lain, Trisno menyampaikan, sampai posisi per 30 April 2020, Jumlah uang yang dikarantina di KPwBI Provinsi Bali mencapai Rp. 1.915 miliar.  

"Selanjutnya untuk meningkatkan pengamanan, uang tersebut dilakukan beberapa rangkaian proses pengolahan sebelum diedarkan kembali ke masyarakat, tuturnya dalam siaran pers, Jumat 8 Mei 2020.

Perkembangan kebutuhan uang tunai di Provinsi Bali selama periode Januari 2020 s.d April 2020, dapat kami informasikan sebagai berikut:

Pada bulan Januari s.d. April 2020 jumlah penarikan perbankan tercatat sebesar Rp. 4.796M atau 88% dari yang telah diproyeksikan.

Bila dibandingkan periode yang sama di tahun 2019, tercatat penarikan perbankan mencapai Rp. 5.277M atau terjadi penurunan sebesar 9%.

Selama masa pandemi COVID-19, permintaan kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai memperlihatkan kecenderungan yang semakin menurun, yaitu pada bulan Maret tercatat sebesar Rp. 1.466M  dan pada bulan April tercatat turun menjadi sebesar Rp. 771,8M atau turun sebesar 47,4%.

Jumlah uang yang disetorkan Bank ke Bank Indonesia pada Januari s.d. April 2020 tercatat sebanyak Rp. 7.236M.

Bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019, tercatat penyetoran perbankan mencapai Rp. 8.249M atau turun sebesar sebesar 12%.

Selama masa pandemi COVID-19, jumlah uang yang disetorkan masyarakat Bali menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu tercatat di bulan Maret 2020 sebesar Rp. 1.229M dan pada bulan April meningkat menjadi Rp. 1.473M atau meningkat sebesar 19,85%.  

Dengan demikian selama periode Januari – April 2020, uang yang masuk ke Bank Indonesia lebih banyak daripada uang yang dikeluarkan atau telah terjadi Net Inflow sebanyak Rp2.440 M.  

"Pengurangan aktifitas ekonomi akibat dampak Cofid 19, dan  kebijakan pemerintah yang menghimbau masyarakat agar selalu berada di rumah telah berdampak pada kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai," tutup Trisno.

Bagikan

Related Stories