Bank Indonesia: Digitalisasi Terbukti Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Seminar Nasional Sistem Pembayaran Non Tunai QRIS dalam Sistem Perbankan Indonesia di Universitas Ngurah Rai Bali (Balinesia)

Denpasar, Balinesia.id  - Deputi Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali , Agus Setyo Widjaja mengatakan digitalisasi terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lanjut Agus Setyo Widjaja, selama ini Bank Indonensia sangat konsern dengan digitalisasi. Digitalisasi katanya, terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pihaknya terus berupaya untuk memberikan awareness dan experience kepada kaum muda untuk menjadi duta digital disemua sektor.

“Itu yang kami tujukan untuk kegiatan ini," tandasnya saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Sistem Pembayaran Non Tunai QRIS Dalam Sistem Perbankan Indonesia di kampus Universitas Ngurah Rai Bali Sabtu 1 April 2023.

Penyebab QRIS selalu menjadi keunggulan, yang pertama sudah sejalan dengan pola hidup yang memaksakan untuk melakukan penyesuaian dengan adanya pandemic covid-19, sehingga dari mana pun bisa melakukan kegiatan ekonomi.

Yang kedua dengan adanya terobosan QR standarisasi maka bisa menciptakan efisiensi secara ekonomi karena setiap orang tidak perlu buka rekening di banyak bank.

Cukup satu rekening ia bisa melakukan transaksi dengan siapa pun dimana pun.

Harapannya terjadi efisiensi sehingga secara teknis muncul yang namanya improve antar intutusi.

"Koordinasi yang baik akan memunculkan efisiensi,” tutupnya.

Sistem Pembayaran Non Tunai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) membuat transaksi lebih mudah dan efisien karena itu kalangan kampus atau mahasiswa diharapkan bisa menjadi duta digitalisasi untuk mensosialisasikan QRIS ke masyarakat luas.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai (FEB UNR) menggelar Seminar Nasional (Semnas) bertajuk “Sistem Pembayaran Non Tunai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Dalam Sistem Perbankan Indonesia”

Kegiatan diikuti dosen dan ratusan mahasiswa dari FEB UNR ini, menghadirkan narasumber I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE., MM selaku Anggota Komisi XI DPR RI, Agus Setyo Widjaja selaku Deputi Bank Indonesia Provinsi Bali , dan akademisi Dr. Dewi Bunga.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai UNR Dr. Putu Gede Denny Herlambang, ST., MM., mengatakan tujuan utama dari kegiatan semnas untuk memberikan edukasi kepada para mahasiswa yang nantinya bisa disampaikan ke masyarakat untuk penggunaan QRIS atau pembayaran non tunai.

Menurutnya, ke depan segala bentuk transaksi pembayaran akan beralih dari cash ke non tunai, hal itu dapat memudahkan masyarakat.

Penggunaan QRIS kata dia, bisa memalui handphone sehingga lebih efisien. Dekan FEB UNR, Dr. Putu Gede Denny Herlambang, ST., MM., mengatakan tujuan utama dari kegiatan semnas untuk memberikan edukasi kepada para mahasiswa yang nantinya bisa disampaikan ke masyarakat untuk penggunaan QRIS atau pembayaran non tunai.

Menurutnya, ke depan segala bentuk transaksi pembayaran akan beralih dari cash ke non tunai, hal itu dapat memudahkan masyarakat.

Penggunaan QRIS kata dia, bisa memalui handphone sehingga lebih efisien.

“Pembayaran yang awalnya adalah cash akan berlaih ke non tunai sehingga masyarakat lebih sedikit menggunakan uang cash sehingga tidak terlalu ribet,” jelasnya.

Di lingkup kampus UNR, khususnya FEB, transaksi pembayaran telah menggunakan QRIS sejak beberapa tahun terakhir kecuali untuk pembayaran SPP.  

“Harapan ke depan bahwa pelaksanaan hari ini mahahsiswa bisa menyampaikan mulai dari skup terkecil yaitu itu keluarga kemudian masyarakat yang lebih luas untuk penggunaan QRIS sehingga memudahkan bertransakasi kapan pun dan dimana pun,” tandasnya.

Anggota Komisi XI I Gusti Agung Rai Wirajaya menyampaikan perkenalan penggunaan QRIS terus didorong untuk disosialisasikan kepada masyarakat dalam rangka memudahkan transaksi dan cashless. Karena, di Negara lain aung cash sudah tidak digunakan lagi.

“Seperti kemarin saya ke Norwegia dan Swedia tidak ada uang cash yang terjadi semua digitalisasi. Kita ingin mencoba di Indonesia untuk mengembangkan,” ujarnya.

Melihat perkembangan lanjutnya, dari target 6 juta mengalami peningkatan menjadi 12 juta dan sekarang sudah 45 juta.

“Kita ingin menghindari kontak fisik dalam penggunaan uang. Kami ingin terus menyampaikan kepada masyarakat untuk ikut mensosialisasikan agar terhindar melalui uang dan terjaga kesehatannya. ***

 


Related Stories