Baliview
Adaptif dan Kreatif Hadapi Pandemi
DENPASAR – Pandemi Covid-19 yang mulai menyebar di Bali sejak Maret 2020 tak ditampik memang telah mengubah berbagai kehidupan masyarakat. Untuk bisa menang melawan pandemi, satu-satunya jalan adalah melakukan adaptasi dan melakukan introspeksi diri.
Terhadap hal tersebut, Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster, menilai bahwa setiap hal sejatinya selalu memendam hikmah di dalamnya, termasuk pandemi Covid-19. Meski banyak menimbulkan keresahan dan menelan korban jiwa, Covid-19 sejatinya mengajarkan manusia untuk introspeksi diri.
“Mungkin alam mengajak kita jeda sejenak, untuk memikirkan apa yang sudah kita lakukan selama ini terhadap semesta. Semoga hal ini menjadikan kita tahu bahwa alam membutuhkan perhatian kita sebagai manusia untuk kembali saling menghormati keberadaan mereka sebagai habitat alam yang saat ini mungkin juga sudah merasa terusik dengan tangan-tangan yang kurang konsisten menjaga kebersihan udara,” katanya di Denpasar Rabu (18/11/2020).
Ia memandang, dari bidang ekonomi dan lingkungan, Covid-19 mengajarkan manusia untuk bisa memanfaatkan ruang pekarangan secara efisien, minimal untuk kebutuhan rumah tangga.
Halaman rumah, katanya, sejatinya dapat dimanfaatkan menjadi HATINYA PKK yakni halaman/taman asri, tenteram, indah dan nyaman yang bermanfaat dan menghasilkan bahan makanan pokok sehari-hari, seperti sayur, cabai, terong, tomat dan lainnya. “Dengan begitu kita dapat mengembalikan pada fungsinya, yakni memenuhi kebutuhan dasar dalam pemenuhan pangan,” katanya.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga mengajarkan keluarga mempererat hubungan satu sama lain. Seorang ibu yang biasanya sibuk berkarier dapat kembali merasakan fungsinya sebagai seorang pendidik bagi anak-anaknya, terutama dalam menghadapi ancaman radikalisme yang dapat menghancurkan karakter anak-anak sebagai generasi penerus.
“Semakin kuat asuhan dan didikan kasih sayang seorang ibu akan menghasilkan membentuk karakter anak yang tangguh. Tiga tahun pertama kita mendidik dan menjaga anak, 300 tahun generasi akan terawat,” katanya sembari mengucapkan bahwa seorang ibu sejatinya memiliki tanggung jawab untuk mengasah karakter dan moral anak-anaknya.
Sementara itu, dalam kondisi pandemi seperti sekarang, ia juga berharap seluruh elemen masyarakat dapat tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan dengan mengingat “Pesan Ibu 3M” yaitu memakai masker kapan dan di mana pun berada, mencuci tangan setiap saat dengan menggunakan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak dengan orang lain.
“Untuk melindungi masyarakatnya dari wabah pandemi, maka setiap individu wajib mematuhi anjuran pemerintah yang dibantu sosialisasi oleh TP PKK seluruh Bali,” imbaunya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, mengatakan menurut hasil survei BPS Provinsi Bali didapat sebanyak 20 persen masyarakat Bali tidak percaya akan adanya virus SASR-CoV-2 penyebab Covid-19. Oleh karena itulah 20 persen masyarakat ini sering tidak mengindahkan imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan.
Sementara itu, terkait dengan angka kesembuhan, tercatat tingkat kesembuhan di Bali mencapai 91,68 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
“Virus tersebut ada masa inkubasinya, setelah 10 hari orang yang positif tidak berpotensi untuk menularkan virus tersebut, walaupun orang tersebut hasil swabnya masih positif. Untuk itu masyarakat sekitar harus mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain," katanya mengingatkan agar tidak menstigma negatif masyarakat yang terpapar Covid-19.
