5 Cara Cerdas Investasi ESG Bagi Investor Pemula untuk Meminimalisir Kerugian

5 Cara Cerdas Investasi ESG Bagi Investor Pemula, Jangan Sampai Terjebak! (Corners)

JAKARTA - Minat investor pemula terhadap investasi berkelanjutan atau Environmental, Social, and Governance (ESG) kini semakin tumbuh dan mulai mendapat perhatian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Tren ini menguat karena instrumen ESG dinilai mampu memberikan hasil yang tetap kompetitif sekaligus menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Sebagai gambaran, investasi ESG adalah jenis investasi yang menilai aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan untuk menentukan potensi keuntungan finansial serta dampak keseluruhan dari investasi tersebut. Bentuk investasi ESG yang populer di masyarakat antara lain reksa dana, obligasi hijau, dan instrumen sejenis.

Mengutip NerdWallet pada Jumat, 5 Desember 2025, penelitian Morgan Stanley menunjukkan bahwa reksa dana berkelanjutan secara konsisten memiliki risiko penurunan yang lebih rendah dibandingkan reksa dana konvensional.

Studi tersebut menemukan bahwa selama tahun 2008, 2009, 2015, dan 2018, reksa dana tradisional memiliki deviasi penurunan yang jauh lebih besar dibandingkan reksa dana berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa reksa dana tradisional memiliki potensi kerugian yang lebih tinggi.

Melalui hal tersebut, investasi ESG memberikan potensi kerugian yang jauh lebih aman dari jenis investasi konvensional. Momen ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang besar para investor, untuk membidik nilai dan aset yang diinginkan. Sebagai pemula, para investor dapat memahami beberapa cara atau langkah awal untuk memulai investasi berbasis ESG.

Berikut langkah awal investasi ESG yang dapat dilakukan oleh investor pemula.

Cara Investasi ESG Cocok untuk Pemula

1. Menetapkan Prioritas Aspek ESG yang Paling Utama

Sebelum memilih produk investasi, setiap investor disarankan untuk menentukan aspek ESG mana yang paling dianggap penting. Tidak semua instrumen investasi ESG memiliki bobot yang sama, karena sebagian berfokus pada lingkungan, tata kelola, maupun isu sosial. 

Investor harus memilih jenis investasi sesuai dengan tujuan dan target jangka panjang. Pemahaman ini akan membantu investor memfilter dana atau saham yang benar-benar sejalan dengan nilai pribadinya.

2. Memilih Instrumen Investasi Sesuai Profil Risiko 

Investor dapat memilih antara membeli saham individu dengan riset mandiri, atau memanfaatkan instrumen yang sudah terdiversifikasi. Instrumen seperti reksa dana ESG atau ETF (Exchange Traded Fund) dinilai lebih cocok untuk investor pemula karena secara otomatis memberikan diversifikasi dan mengurangi risiko.

Sementara itu, pemilihan saham individu yang berfokus pada ESG membutuhkan analisis tambahan yang mendalam, terutama melalui laporan keberlanjutan dan kinerja tata kelola perusahaan terkait. Maka dari itu, investor harus memahami secara detail setiap langkah, keyakinan, dan tujuan dalam berinvestasi.

Sebagai referensi, para investor dapat mencari banyak informasi melalui teknologi digital maupun melakukan konsultasi keuangan kepada pihak yang tepat.

3. Memperhatikan Biaya dan Metodologi Penilaian Manajer Investasi

Investor wajib mengingat bahwa setiap penyedia dana dan manajer investasi menggunakan metode penilaian ESG yang berbeda-beda. Oleh karena itu, para investor harus memeriksa secara cermat beberapa faktor risiko yang ada. 

Perhatikan rasio biaya yang dikenakan, komposisi portofolio, dan tolak ukur keberlanjutan yang digunakan oleh manajer investasi untuk menghindari praktik greenwashing.

4. Menentukan Metode Pembelian dan Pengelolaan

Investor memiliki fleksibilitas dalam cara bertransaksi. Mereka dapat memilih membeli saham atau reksa dana secara konvensional dengan riset fundamental dan teknikal sendiri. Dalam hal ini, investor pemula dapat menentukan metode investasi melalui pemanfaatan teknologi digital, platform online, dan sejenisnya.

Layanan digital imo mampu menyediakan portofolio ESG siap pakai yang dioptimalkan oleh algoritma, sehingga memungkinkan pemula untuk berinvestasi secara otomatis tanpa perlu analisis harian.

5. Tidak Melupakan Prinsip Diversifikasi Portofolio

Meskipun investasi ESG menarik, para investor wajib memperhatikan prinsip dasar manajemen risiko, yaitu diversifikasi portofolio. Strategi bijak ini dilakukan investor pemula dengan cara menggabungkannya jenis investasi dengan instrumen lain. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memastikan diversifikasi tetap terjaga, dan meminimalkan risiko kerugian.

Dengan adanya minat masyarakat terhadap isu lingkungan dan sosial yang terus meningkat, investasi ESG diperkirakan menjadi salah satu tren dalam pasar keuangan global. Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meraih keuntungan dan membantu melestarikan alam melalui investasi keberlanjutan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Maharani Dwi Puspita Sari pada 05 Dec 2025 

Editor: Redaksi

Related Stories