3T Berkala Wajib Dilakukan dalam PTM

Pelaksanaan PTm dengan protokol kesehatan secara ketat. (Balinesia/pnd)

Denpasar, Balinesia.id – Kasus penyebaran Covid-19 di SMAN 1 (Smansa) Denpasar disorot banyak kalangan. Sebagai pembelajaran bersama, kejadian tersebut dinilai sebagai lemahnya pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment) berkala di sekolah.

Pengamat kesehatan, dr. Gunadi Ph.D., Sp.BA., di Denpasar, 26 Januari 2022, berpendapat 3T secara berkala menjadi keniscayaan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di semua jenjang pendidikan. Menurutnya, 3T adalah salah satu yang harus diprioritaskan selain pelaksanaan dan penyiapkan sarana protokol kesehatan (prokes) di sekolah, terlebih di tengah bayangan penyebaran varian Omicron Covid-19.

“Karena gejala umumnya tidak berat, OTG, jadi tidak tahu apakah anak-anak dan guru membawa virus atau tidak sehingga dilakukan testing secara acak dan berkala. Jangan menunggu ada kluster atau positif baru di-tracing ini terlambat," katanya.

Baca Juga:

Apabila tracing baru dilakukan saat muncul kluster di sekolah, hal itu akan berpotensi menyebarkan virus secara lebih luas dalam keluarga dan menjadi penyebaran dan kluster baru di lingkungan sekitar. Namun, jika testing dapat dilakukan secara acak dan rutin akan menjadikan mitigasi Covid-19 lebih baik.

 "Pendidikan tidak mungkin tidak berjalan. Kendati begitu, suatu kebijakan harus ada konsekuensi-konsekuensi yang harus dipenuhi pemerintah jangan sampai mengorbankan kesehatan anak-anak itu sendiri," katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, berdasar pengetesan di Smansa Denpasar, diketahui belasan siswa ternyata positif Covid-19. Kasus ini menjadi perhatian banyak pihak, karena kondisi itu juga berpeluang terjadi di sekolah lainnya yang tengah melangsungkan PTM. jpd

Editor: E. Ariana
Bagikan

Related Stories