Yakini Pandemi Berlalu, Perupa Ciptakan Perahu "Menempuh Badai"

Rabu, 20 Januari 2021 13:03 WIB

Penulis:E. Ariana

Perahu seni "Menempuh Badai" garapan Komunitas Seni Rupa Jepun Art Residence
Perahu seni "Menempuh Badai" garapan Komunitas Seni Rupa Jepun Art Residence

Denpasar, Balinesia.id – Meski pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda perhentian, tapi umat manusia pasti bisa melaluinya. Hal itulah yang diyakini 9 orang perupa Bali, yang kemudian diwujudkan dalam sebuah karya berjudul “Menempuh Badai”.

Karya seni kolaborasi itu berbentuk sebuah perahu yang dilukis sesuai karaktristik rupa para perupa Komunitas Seni Rupa Jepun Art Residence. Karya tersebut kini tengah dipemarkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Sipp Setiap Saat” di Griya Santrian, Sanur, Denpasar.

Mereka yang ambil bagian dalam project kolaborasi itu adalah Made Wiradana, Romi Sukadana, Kadek Armika, Made Duatmika, Anyon Muliastra, Made Palguna, Dedi Reru, Pande Alit Wijaya Suta, dan Ketut Tenang.

“Melalui karya ini kami memiliki keyakinan bahwa ke depan pandemi akan berhasil kita lalui, seiring dengan hadirnya suasana yang lebih baik. Secara karya, karya ini jadi upaya untuk meraih suasana baru, bahwa melukis bukan saja di kanvas,” kata perwakilan perupa, Made Wiradana beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, ide penggarapan karya tersebut terkait dengan hobi mereka yang senang memancing di laut lepas. Ketika kurator pameran meminta berpartisipasi, mereka pun berpikir untuk menyajikan karya tersebut. Menariknya, perahu berdimensi 9 kali 6,5 meter yang dilukis secara artistik itu masih bisa difungsikan dengan baik di lautan.

“Kami garap bersama di Pantai Sumawang sekitar satu minggu. Dari sana ke tempat pameran kami lakukan dengan mengarungi laut, layaknya perahu biasa. Para nelayan juga sempat kami minta bantuan untuk membawanya dari bibir pantai ke tempat pameran,” tuturnya.

Sementara itu, terkait dengan komunitasnya, ia menyebut Jepun Art Residence bermuka dari diskusi-diskusi di rumahnya sejak awal-awal panemi Covid-19 berkecamuk. Dari diskusi-diskusi ringan itulah kemudian ada rencana untuk berkolaborasi, mulai dari penggarapan mural di tembok rumahnya hingga melaksanakan melukis on the spot sambal memancing bersama.

“Bagi kami, kelompok ini adalah gerakan art fun sebagai salah satu upaya membangun imun. Kebetulan teman kami, Kadek Armika punya perahu, maka timbullah ide untuk merespons itu,” katanya. (jro)