Wagub Cok Ace: Pemulihan Pariwisata Bali Tidak Bisa Mengabaikan Masalah Kesehatan

Jumat, 11 September 2020 05:14 WIB

Penulis:Rohmat

Denpasar -Wakil Gunernur Bali Dr Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau yang biasa disapa Cok Ace mengatakan mengakui Bali saat ini sedang mengalami lonjakan kasus covid. Lonjakan ini lebih didominasi oleh transmisi lokal.

Upaya pengendalian melalui pengenaan denda bagi yang tidak menggunakan masker lebih bertujuan pada upaya membangun kesadaran masyarakat.

Menurut Cok Ace, pariwisata Bali memang terpuruk akibat covid, namun pemulihan pariwisata tidak dapat mengabaikan masalah kesehatan.

"Kita tidak memilih ekonomi saja. Kita tidak memilih kesehatan saja, tentu kesehatan berada pada sisi depan" ujar Cok Ace saat Gala Dinner bersama perwakilan negara sahabat, stekholder pariwisata dan insan media di Grand Inna Bali Beach, Kamis (10/9/2020)

Untuk itu, Cok Ace berharap BIN bisa membantu Bali dalam upaya memulihkan kondisi pariwisata dengan tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan.

Salah satunya meminta BIN menempatkan satu mobil swab-PCR di bandara Ngurah Rai. Upaya ini diharapkan dapat membantu mendeteksi penumpang yang terinfeksi lebih awal.

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga Juru Bicara BIN, Dr Wawan Hari Purwanto menemukan fenomena yang tak pernah dia temukan tentang Bali.

Hal itu dia sampaikan saat memberikan sambuatan dalam Gala Dinner bersama Wakil Gubernur Bali, Dr Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, perwakilan negara sahabat, stekholder pariwisata dan insan media di Grand Inna Bali Beach, Kamis (10/9/2020)

hingga saat ini pandemi Covid-19 masih terus terjadi dan telah melemahkan berbagai lini kehidupan rakyat maupun penyelenggaraan negara. Penyebaran wabah penyakit menular tersebut telah menimbulkan ancaman serius tidak saja bagi sektor kesehatan rakyat namun juga menghancurkan sektor lainnya termasuk pariwisata dalam negeri, khususnya Bali. Padahal sektor pariwisata telah menjadi andalan devisa negara.

Anjloknya dunia pariwisata Bali berimbas pada banyaknya pekerja yang dirumahkan hingga di PHK.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali, per Agustus lalu, pekerja yang dirumahkan mencapai 73.631 orang. Sedangkan yang di PHK sebanyak 2.667 orang. Sementara dari segi pendapatan, Bali kehilangan Rp 9,7 triliun setiap bulan.

Tekanan berat bagi pariwisata Bali ini, juga tercermin dari kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) Bali, pada Juni 2020 tercatat hanya 32 kunjungan atau turun 99,99 persen dibandingkan dengan kedatangan pada Juni 2019 yang sebanyak 549.516 kunjungan.

Menyikapi kondisi ini, diperlukan kehadiran negara untuk menyelamatkan rakyat dari ancaman krisis kesehatan, ancaman krisis ekonomi, dan ancaman krisis kesejahteraan. Selain itu, dibutuhkan etos kerja yang lebih dari biasanya, kerja-kerja yang tidak linier, dan terobosan-terobosan berani dalam rangka menekan laju penularan Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi rakyat.
 
Kebijakan pembukaan pariwisata Bali yang aman berdasarkan protokol Kesehatan bagi wisatawan domestik yang saat ini berlangung merupakan upaya pemulihan pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali. “Relaksasi ini tentunya harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten,” katanya.

Pembukaan Bali bagi wisatawan domestik berlandaskan pada beberapa indikator. Beberapa indikator penting tersebut adalah capaian provinsi Bali yang relatif dapat mampu mengendalikan dan menekan laju penularan Covid-19 serta angka kesembuhan yang relatif baik, utamanya di pertengahan bulan Agustus 2020.

Lebih lanjut Wawan mengatakan, sampai kapan pun, Bali akan tetap menjadi destinasi pariwisata nasional maupun internasional. Dari segi kepariwisataan, Bali dianugerahi alam yang indah, masyarakat yang ramah, dan karakter budaya yang kuat yang semuanya itu terangkum dalam filosofi masyarakat Bali, Tri Hita Karana.

Berkaca pada berbagai pertimbangan tersebut, BIN mengajak agar semua komponen bangsa menyikapi Pandemi Covid-19 dengan penuh semangat dan sikap optimis.

Bagaimanapun juga kita harus mampu bangkit karena musibah ini tentulah ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa bagi kita semua. Kebijakan pemulihan sektor pariwisata yang berdasarkan protokol kesehatan yang saat ini digaungkan pemerintah menjadi salah satu tonggak kebangkitan perekonomian rakyat, sehingga diperlukan peran semua pihak untuk mewujudkan suksesnya kebijakan tersebut.