Kamis, 24 Desember 2020 14:12 WIB
Penulis:E. Ariana

BADUNG – Universitas Udayana atau Unud memamerkan puluhan inovasi yang lahir selama pandemi Covid-19. Inovasi-inovasi dari berbagai bidang ilmu itu dipamerkan dalam Bakti Inovasi Unud 2020 di Auditorium Widya Sabha, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Rabu (23/12/2020).
Rektor Unud, Prof. A.A. Raka Sudewi mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan sekaligus peluang bagi peneliti institusinya untuk mendedikasikan keilmuannya bagi masyarakat. Selama pandemic menyebar, beberapa peneliti Unud telah menghasilkan berbagai karya inovasi guna mencegah dan mengendalikan pandemi Covid-19.
“Beberapa bagian lainnya telah diserap dunia industri serta dikembangkan sebagai produk komersial yang empatik, dan beberapa bagian lagi masih dalam bentuk purwarupa untuk uji klinis dan uji pasar yang menjadi fase riset lanjutan di tahun yang akan datang,” katanya dalam kegiatan yang turut dihadiri Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau Menristek/KBRIN, Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro.
Inovasi-inovasi yang dipamerkan ada lebih dari 40 buah, dimana beberapa di antaranya lahir selama pandemi Covid-19. Inovasi-inovasi yang lahir merespons pandemi antara lain prototipe vaksin Covid-19 (Protovak MRNA-QUART COVID-19), kit deteksi antibodi terhadap Covid-19 (Covidek ELISA-AB), kit deteksi virus Covid-19 dengan target antibodi (Covidek ELISA-Virus Covid-19), Protovak Covid-19 Anjing dan Kucing, minuman botanikal herbal (Soc Tea), Arak Hand Sanitizer (Bio HS), Robot Assitance Udayana (RATNA), SmartDrone penyemprot desinfektan Covid-19.
“Pandemi yang sedang berlangsung ini memberikan pesan bahwa Unud harus segera mengukuhkan diri sebagai kampus inovasi. Perguruan tinggi di Indonesia termasuk Unud perlu membuat lompatan besar dalam proses inovasi dan segera menampilkan diri sebagai kampus inovasi dalam rangka memenangkan peluang kemandirian dan daya saing bangsa,” katanya.
Meski demikian, pihaknya menyadari bahwa untuk menjadi kampus inovasi, Unud dituntut harus lebih produktif menghasilkan ide-ide baru yang diwujudkan dalam bentuk inovasi. Oleh karena itu, sejumlah upaya telah dilakukan untuk mendorong para peneliti menghasilkan inovasi dengan mengembangkan produk, proses produksi, serta meningkatkan nilai ekonomi suatu produk.
Dikatakan Raka Sudewi, nilai ekonomi pada akhirnya berperan besar untuk memperkuat posisi dan daya saing bangsa dalam ekonomi global. Selain itu, lahirnya inovasi juga akan mendorong kemandirian suatu bangsa yang tercermin melalui devisa negara, penciptaan lapangan kerja, serta pengolahan sumber bahan baku alam menjadi barang jadi dengan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi.
Menristek/KBRIN, Bambang Brodjonegoro, menyatakan apresiasinya dalam kelahiran inovasi-inovasi tersebut. Ia menilai, perguruan tinggi ke depan tidak hanya dituntut dapat semata-mata hanya menghasilkan riset. Riset-riset tersebut idealnya dapat dilanjutkan dalam bentuk inovasi yang dapat digunakan menjawab persoalan di masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi upaya Unud dalam membangun komunitas riset untuk melahirkan Inovasi,” tegasnya
Lebih jauh, ia mengharapkan agar penguasaan teknologi dapat terus dikembangkan untuk melahirkan inovasi. Inovasi-inovasi yang lahir ke depan diharap tidak hanya berperan dalam menangani Covid-19, namun juga dalam sektor-sektor lain yang dapat menjadi solusi permasalahan bangsa.
“Harapannya, ekosistem riset, dan inovasi yang terbangun dapat juga dapat berkontribusi dalam diversifikasi ekonomi Bali pada beberapa sektor seperti pengolahan pangan, pengembangan obat-obatan terstandar, dan Industri kreatif,” tandasnya.