Tumbuhkembangkan Inovasi Pelayanan Publik di Desa

Jumat, 02 Juli 2021 15:41 WIB

Penulis:E. Ariana

6.jpg
Bupati Buleleng, Putu agus Suradnyana, saat membuka Rakor Strategi Keberlanjutan Inovasi Pelayanan Publik.

Buleleng, Balinesia.id - Menyadari perkembangan dunia yang pesat, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana meminta seluruh kepala desa untuk terus menumbuhkembangkan inovasi dalam bidang pelayanan publik. Hal itu dinyatakannya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Strategi Keberlanjutan Inovasi Pelayanan, Jumat (2/7/2021).

“Saat ini sudah era 4.0. Era digital. Pengembangan inovasi menjadi penting di era ini,” katanya dalam kegiatan yang digelar secara luring dan daring dari Gedung Wanita Laksmi Graha.

Ia menjelaskan inovasi-inovasi dalam pelayanan publik, khususnya di desa-desa yang ada di Kabupaten Buleleng harus terus didorong. Inovasi yang dikembangkan juga harus berbasis data, kemudian dilanjutkan dengan teknologi.  “Harapan saya ke depan para kepala desa agar lebih banyak berinovasi,” harapnya..

Rakor yang diselenggarakan sebagai wahana untuk berdiskusi antarkepala desa. Dalam rakor, dihadirkan dua kepala desa sebagai narasumber yaitu Kepala Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng dan Kepala Desa Tembok, Kecamatan Tejakula. Dua kepala desa ini telah melakukan inovasi dan meraih berbagai prestasi.

Kepala desa lainnya yang hadir bisa bertanya jika ada kemampuan masing-masing, kondisi serta pangkalan data yang berbeda. “Akan didiskusikan dalam rakor yang baru saja saya buka tadi,” ucapny

Agus Suradnyana mengatakan, Kepala Desa Baktiseraga pada kesempatan itu memaparkan bagaimana penanganan sampah yang berbasis sumber di desa setempat. Kemudian, Kepala Desa Tembok memaparkan bagaimana mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) dengan Jaminan Kesehatan Desa (JKD), termasuk pembentukan Pos Kesehatan Desa.

"Dua inovasi ini memang sangat strategis untuk diterapkan di desa karena desa saat ini memiliki dana desa sebagai sumber daya keuangan,” kata.

Ia menambahkan, kondisi topografi di Buleleng sangat berbeda dengan daerah lainnya di Bali. Wilayah Buleleng menjadi yang terluas, mencakup sepertiga wilayah Bali. Desa-desa juga luas sekali dan tempatnya berbukit-bukit.

Oleh karena itulah, desa yang belum berkembang akan didorong, dan dalam rakor tersebut akan didengar permasalahannya. Dengan ditemukannya masalah tersebut, diharapkan jika sudah teratasi, program dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

"Begitu pula di SKPD. Program dan inovasinya berasal dari umpan balik yang disampaikan para kepala desa,” katanya. jpd