Kamis, 05 November 2020 23:59 WIB
Penulis:Bambang Susilo
DENPASAR – Dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, ekonomi Bali pada triwulan III-2020 tercatat tumbuh sebesar 1,66 persen. Capaian tersebut memberi gambaran bahwa ekonomi Bali mulai perlahan mulai bangkit di tengah gempuran pandemi Covid-19.
“Capaian ini mencerminkan ekonomi Bali yang secara perlahan kembali berdenyut di tengah tekanan pandemi Covid-19. Sedangkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekonomi Bali triwulan III-2020 tercatat tumbuh negatif sedalam -12,28 persen,” kata Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Kadek Muriadi, dalam rilis resmi, Kamis (5/11/2020).
Ia menjelaskan, simpulan tersebut diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) yang tercatat sebesar Rp 55,37 triliun. Sementara, menurut atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali tercatat sebesar Rp 36,44 triliun.
Jika diukur ADHB, total nilai tambah tersebut mengalami peningkatan Rp 1,02 triliun dibandingkan capaian triwulan II-2020, sedangkan jika dibandingkan secara tahun per tahun dengan triwulan III-2019, capaian tersebut tercatat mengalami penurunan sebesar Rp 9,39 triliun.
Selama triwulan III-2020, lanjutnya, struktur ekonomi Bali dari sisi produksi masih didominasi oleh Lapangan Usaha Kategori I (penyediaan akomodasi dan makan minum) dengan besaran nilai tambah Rp 9,67 triliun atau 17,46 persen dari total PDRB Bali. Kontributor terbesar kedua adalah Lapangan Usaha Kategori A (pertanian, kehutanan, dan perikanan) dengan sumbangan nilai tambah Rp 8,54 triliun (15,43 persen), kemudian disusul oleh Kategori F (konstruksi) yang nilai tambahnya tercatat sebesar Rp 6,02 triliun (10,88 persen).
Selanjutnya, pada PDRB Provinsi Bali triwulan III-2020, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat sebagai pengguna terbesar PDRB Bali, dengan peningkatan ADHB dari Rp 29,60 triliun (triwulan II-2020) menjadi Rp 29,93 triliun (triwulan III-2020). “Sedangkan pengukuran ADHK 2010, peningkatannya dari Rp 20,14 triliun menjadi Rp 20,52 triliun,” imbuh Muriadi.