Terinspirasi Aksi Kamisan, “Payung Hitam” Jadi Pengingat Pelanggaran HAM

Jumat, 11 Desember 2020 02:47 WIB

Penulis:E. Ariana

Dialog Dini Hari
Dialog Dini Hari

DENPASAR – Trio blues asal Bali, Dialog Dini Hari mempersembahkan lagu terbaru yang sarat pesan solidaritas sosial penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Berjudul “Payung Hitam”, single tersebut dilepas ke publik pada 10 Desember 2020.

Vokalis DDH, Dadang SH Pranoto, mengatakan peluncuran lagu baru ini menjadi pengingat kembali bahwa masih banyak pelanggaran hak asasi manusia atau HAM di masa lalu yang tak kunjung selesai hingga saat ini.

“Kami sengaja meluncurkan lagu ini pada hari peringatan HAM sedunia untuk mengingatkan kembali bahwa masih banyak pelanggaran HAM yang tidak kunjung diselesaikan Jokowi, tetapi justru menggelar Pilkada yang tidak jelas di tengah pandemi seperti saat ini,” katanya di Denpasar (10/12).

Dadang mengatakan, kelahiran “Payung Hitam” terinspirasi dari perjuangan para ibu yang setia menggelar aksi setiap Kamis di depan Istana Negara, Jakarta. Meski pihaknya belum pernah terlibat secara langsung dalam aksi Kamisan itu, namun pihaknya menggunakan lagu tersebut sebagai bentuk dukungan.

Dituturkan, ketika DDH menggelar konser di Jakarta tahun lalu, mereka pernah dihubungi aktivis KontraS yang ingin mengajak salah satu aktivis Kamisan dan ibu dari korban tragedi Semanggi I. “Tapi waktu itu kami belum siap karena belum ada karya apapun tentang mereka. Dari situ aku jadi mengingat kembali,” katanya.

Akhirnya, lanjutnya, ketika “Payung Hitam” berhasil digarap, mereka pun mencoba mulai mewujudkan keprihatinannya terhadap pelanggaran-pelanggaran HAM yang masih terjadi, sekaligus dukungan terhadap aksi Kamisan. “DDH mendukung aksi-aksi menuntut penyelesaian pelanggaran HAM termasuk Aksi Kamisan. Aksi di depan Istana Merdeka itu sudah diadakan lebih dari 13 tahun oleh para korban, keluarga korban, atapun warga lain yang menyerukan tuntutan sama terhadap penguasa negara,” tegasnya.

Terkait dengan proses kreatifnya, “Payung Hitam” sendiri diakui digarap selama sebulan. Setelah lirik paripurna, Brozio Orah (bassis) dan Deny Surya (drummer) melanjutkan dengan melakukan aransemen. Setelah sempat bongkar pasang selama sebulan, lagu itu pun jadi. Pada lagu tersebut, suara merdu dari klarinet yang dimainkan Yuvensius Donny Hermawan turut memberi warna.

Pemilihan peluncuran” Payung Hitam” pada peringatan Hari HAM juga turut menjadi pengingat bagi anak-anak muda, tentang pentingnya HAM. Menurutnya HAM merupakan pondasi utama demokrasi di negara manapun juga. “Setiap orang harus menghormati HAM, terutama penguasa,” tegasnya.