Kamis, 03 September 2020 13:31 WIB
Penulis:Rohmat
Karangasem- Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan dirinya akan menjaga dan membentengi warisan nenek moyang para leluhur yakni adat istiadat dan budaya yang selama ini membedakan dengan daerah lain dan dikagumi hingga mancanegara.
Dia kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat dan memperkokoh adat istiadat, budaya serta kearifan lokal Bali.
“Mari kita tetap jalankan ajaran leluhur pendahulu kita, laksanakan piodalan dengan baik sebagai cihna persembahan kepada Ratu Bhatara,” kata Gubernur Koster saat menghadiri Karya Ngaturang Pekelem Penegteg Gumi Pura Luhur Gunung Agung yang dirangkai dengan Aci Purnamaning Ketiga Odalan di Pura Sad Khayangan Desa Pura Pasar Agung Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Rabu (2/9/2020).
Bali yang kecil secara wilayah punya aura sakral dan metaksu dengan sisi spiritual kuat yang membuatnya dicintai masyarakat luar.
“Hasilnya, kehidupan di Bali selalu tenteram, perekonomian baik dan mampu mensejahterakan masyarakat," klaimnya.
Hal itulah yang harus dijaga bersama karena itu yang membedakan kita dari daerah. Bali memiliki kekayaan budaya yang unik, bukan gas, batubara atau minyak bumi. Itu warisan leluhur yang sudah luar biasa.
Mengingat itu, lanjut dia, warisan leluluh harus senantiasa dijaga dari nilai-nilai budaya luar yang merusak.
“Ini (warisan) sekarang saya proteksi. Saya harus jaga dan bentengi. Kalau sampai rusak, maka kita di Bali akan berbahaya. Bisa dikutuk leluhur dan Ida Bhatara kita,” kata Gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, menegaskan.
Dijelaskan Gubernur, menjaga taksunya alam Bali menjadi perhatian besarnya lewat 40 peraturan yang disusun dalam 2 tahun di awal kepemimpinannya. “Perda dan Pergub yang telah diterbitkan akan menjadi dasar pembangunan di Bali. Perkuat adat istiadat dan kearifan lokal melalui penguatan desa adat,” ujarnya, menandaskan.