Lingkungan
Jumat, 29 Agustus 2025 14:34 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi

JAKARTA - Dari gerakan membersihkan sungai di Bandung, penyelamatan makanan berlebih di Surabaya, hingga upaya menjaga terumbu karang di Gili Trawangan, Indonesia memiliki banyak komunitas inspiratif yang menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan sosial dan ekonomi.
Salah satu yang paling dikenal adalah Pandawara Group, lima anak muda asal Bandung yang populer berkat aksi bersih-bersih sungai dan pantai. Namun, mereka bukan satu-satunya. Ada banyak komunitas lain yang juga menghadirkan inovasi kreatif demi kelestarian bumi.
Berikut 8 komunitas lingkungan di Indonesia yang patut diapresiasi, lengkap dengan kegiatan, dampak, serta inspirasi yang bisa ditiru.
Terbentuk pada pertengahan 2022, Pandawara Group terdiri dari Agung, Gilang, Ikhsan, Rafla, dan Rifki—lima sahabat SMA asal Bandung. Semuanya berawal dari keprihatinan mereka melihat banjir yang kerap melanda akibat tumpukan sampah di sungai. Mereka memulai dari aksi kecil: membersihkan satu sudut sungai dekat rumah.
Lewat dokumentasi di TikTok, aksi mereka viral dan menarik ribuan relawan ikut serta. Dalam setahun, Pandawara mengumpulkan lebih dari 27 ton sampah dari 78 saluran air di Bandung. Tak berhenti di sungai, mereka juga membersihkan lebih dari 80 titik pantai, termasuk Pantai Labuan (Pandeglang) dan Pantai Sukaraja (Lampung).
Pengakuan:
Kunci sukses Pandawara adalah konsistensi aksi, edukasi publik, dan pemberdayaan komunitas lokal. Mereka membuktikan pekerjaan informal seperti memungut sampah bisa jadi gerakan sosial besar yang mendatangkan peluang ekonomi.
Berbasis di Surabaya, Garda Pangan fokus pada masalah food waste. Makanan layak konsumsi dari restoran, hotel, toko roti, hingga acara pernikahan yang biasanya dibuang, mereka kumpulkan untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dampak nyata:
Mereka bekerja dengan sistem yang rapi: relawan mengambil makanan dari mitra, memastikan kelayakan konsumsi, lalu membagikannya ke panti asuhan, warga kurang mampu, dan korban bencana. Garda Pangan menjadi contoh bahwa masalah limbah makanan bisa diubah jadi solusi sosial berkelanjutan.
Di Jakarta, Biji-Biji Initiative mengubah limbah menjadi barang bernilai. Mereka memanfaatkan plastik, kain bekas, dan bahkan banner iklan menjadi tas, dompet, hingga furnitur unik.
Program unggulan:
Selain mengurangi sampah, inisiatif ini membuka peluang ekonomi untuk masyarakat. Filosofi mereka sederhana tapi kuat: “Waste is just material in the wrong place.”
Earth Hour bukan sekadar mematikan lampu satu jam setahun sekali. Di Indonesia, gerakan ini telah melibatkan jutaan orang dan menjadi pintu masuk edukasi tentang krisis iklim.
Fokus kegiatan:
Dengan jangkauan nasional, Earth Hour Indonesia membuktikan bahwa aksi simbolis bisa jadi gerakan besar jika konsisten dan melibatkan banyak pihak.
Baca Juga: Panel Surya vs Listrik PLN: Mana yang Lebih Murah?
Berdiri di Yogyakarta, Green Books Indonesia memfokuskan diri pada literasi lingkungan untuk anak-anak. Mereka mengumpulkan dan mendistribusikan buku bertema alam dan keberlanjutan ke sekolah, taman baca, dan komunitas di daerah terpencil.
Program unggulan:
Dengan membekali anak-anak sejak dini, Green Books berharap lahir generasi yang lebih peduli dan paham pentingnya menjaga bumi.
Forest Watch Indonesia (FWI) adalah komunitas nasional yang menggabungkan teknologi satelit dan patroli lapangan untuk memantau hutan. Mereka bekerja sama dengan masyarakat adat untuk melindungi hutan tradisional dari ancaman deforestasi.
Pencapaian:
Pendekatan teknologi + kearifan lokal membuat FWI efektif dalam menjaga ekosistem hutan sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Di Damaran Baru, Aceh, kelompok Perempuan Ranger lahir setelah banjir besar tahun 2015 akibat deforestasi. Mereka patroli hutan tanpa senjata, memilih cara persuasif: memberikan edukasi, menanam pohon, dan menandai pohon dengan pita agar tidak ditebang.
Dampak sosial:
Pendekatan ini membuktikan bahwa perlindungan alam tidak selalu harus konfrontatif—dialog dan pemberdayaan juga bisa efektif.
Berdiri sejak 2000, Gili Eco Trust berfokus pada konservasi laut di Gili Trawangan. Mereka meregenerasi terumbu karang menggunakan teknologi Biorock (struktur karang buatan dengan arus listrik lemah), yang membantu pertumbuhan karang lebih cepat.
Program lain:
Pendekatan mereka menggabungkan ekowisata dan konservasi, menciptakan manfaat ekonomi sekaligus menjaga keanekaragaman hayati laut.
| Komunitas | Fokus Utama | Keunikan Utama |
|---|---|---|
| Pandawara Group | Bersih-bersih sungai & pantai | Aksi nyata + viral edukatif |
| Garda Pangan | Food waste & distribusi makanan | Limbah jadi pangan sosial |
| Biji-Biji Initiative | Daur ulang kreatif | Edukasi + ekonomi sirkular |
| Earth Hour Indonesia | Kesadaran iklim | Gerakan simbolik luas |
| Green Books Indonesia | Literasi lingkungan anak | Edukasi sejak dini |
| Forest Watch Indonesia | Konservasi hutan & pemantauan | Teknologi + adat |
| Perempuan Ranger Aceh | Perlindungan hutan persuasif | Pemberdayaan perempuan |
| Gili Eco Trust | Pelestarian laut & terumbu karang | Ekowisata edukatif |
Dari membersihkan sungai hingga menyelamatkan makanan, dari menanam pohon hingga menyelam untuk memulihkan terumbu karang—semua komunitas ini membuktikan bahwa aksi lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil, tapi konsisten.
Kalau kamu terinspirasi, mulailah dari sekitarmu: ajak teman pilah sampah, hemat listrik, atau ikut aksi komunitas. Siapa tahu, kamu bisa menjadi bagian dari gerakan yang mengubah masa depan bumi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 14 Aug 2025
9 jam yang lalu
4 hari yang lalu
2 bulan yang lalu