Jumat, 18 September 2020 05:50 WIB
Penulis:Bambang Susilo
BULELENG – Koperasi Pangan Bali Utara menjadikan tradisi mapatung Galungan sebagai sarana memberdayakan peternak babi hitam Bali di kawasan Buleleng. Gerakan yang telah digagas sejak tiga Galungan ke belakang atau 12 bulan terakhir menjadi langkah nyata solidaritas pangan di Bali Utara, terlebih di masa pandemi.
Ketua Koperasi Pangan Bali Utara, Dede Tobing Crysnanjaya, menyadari upaya paling nyata yang dapat dilakukan untuk memperkuat ekonomi di masa pandemi adalah aksi gotong royong. Selain itu,dari sisi nilai, mapatung babi hitam Bali memiliki sejumlah manfaat. Tiga diantaranya adalah bermanfaat secara ekonomi, ekologi, dan juga budaya.
“Dibanding babi ras, babi hitam Bali memiliki banyak keunggulan. Pertama, secara ekonomi pemberdayaan babi hitam Bali ini akan menggerakkan ekonomi kerakyatan karena umumnya dipelihara dalam skala rumahan,” kata di Buleleng, Kamis (17/09/2020).
Menurutnya, selama ini keberadaan peternak babi hitam Bali semakin sedikit. Orang-orang tidak lagi melirik babi hitam Bali sebagai komoditas yang menguntungkan secara ekonomi. Sebab, dari sisi pemeliharaannya, babi hitam Bali relatif membutuhkan waktu yang lama untuk dipanen dibanding babi ras.
Padahal, lanjutnya, secara kualitas daging babi memiliki manfaat kesehatan yang baik, sebab pada umumnya pakan yang diberikan bersumber dari bahan-bahan organik. “Untuk itulah kami berpikir bahwa tidak berlebihan untuk memberikan harga khusus kepada babi hitam Bali, karena hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan juga memberikan ruang kepada masyarakat untuk mendapatkan akses pangan yang baik," katanya
Menjamin mutu dari daging yang disembelih, pihaknya juga melakukan kurasi yang ketat. Hanya daging-daging babi terbaik yang dirawat dengan cara organik dipilih untuk disembelih. “Ada tim kami yang kebetulan sangat paham soal itu melakukan kurasi terhadap babi-babi itu,” ucap Tobing seraya berharap peternak babi hitam Bali dapat terus dilirik.