Sekda Bali: Turis Sepi, Belum Semua Buka Penerbangan Dunia Dibuka

Minggu, 15 November 2020 04:10 WIB

Penulis:Rohmat

Denpasar - Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra selaku Ketua Harian Satgas Covid-19 Provinsi Bali menegaskan sepinya turis ke Bali bukan karena tidak percaya dengan penangana Cpvid-19 di Bali namun karena belum semua penerbangan dunia dibuka termasuk ke Bali

Pihaknya juga memberi apresiasi terhadap kinerja tenaga medis dalam perjuangan menangani pasien positif Covid-19 yang mewabah sejak bulan Maret.

“Tenaga kesehatan jangan sampai sakit, karena jika sampai sakit berarti kepercayaan masyarakat juga akan semakin menurun terhadap penanganan Covid-19”, ungkap Dewa Indra disela sambutannya saat peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56, di Agung Room Bali Beach, Denpasar, Sabtu (14/11/2020).

Ketua Harian Satgas Covid-19 Provinsi Bali ini menyampaikan penanganan Covid-19 di Bali secara umum adalah penanganan terbaik di Indonesia dengan tingkat kesembuhan pasien mencapai 91,83% dan persentase kematian 3,21%.

Selama hampir sembilan (9) bulan tenaga medis baik dokter dan juga perawat sudah berkontribusi sangat besar dalam penanganan Covid-19, beberapa indikator yang terlihat jelas adalah tingkat kesembuhan pasien Covid-19 yang baik, tingkat kesehatan yang terinfeksi masih tergolong kecil dan karantina yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang aman dengan penerapan protokol kesehatan disiplin.

Sesuai data BPS, Bali yang 54 % nya hidup dari mesin pariwisata pada triwulan ketiga mengalami kontraksi ekonomi mencapai (-12,28%) akibat pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih mewabah di seluruh dunia.

“Pemulihan ekonomi saat ini tergantung dari tingkat kesembuhan dan penanganan Covid-19 yang kita lakukan, jika penanganan yang baik dengan kecakapan dan komitmen yang konsisten maka potensi kepercayaan dunia terhadap Bali diyakini akan segera pulih.

Saat ini kunjungan wisatawan mancanegara memang masih belum tinggi. Itu bukan karena mereka tidak percaya terhadap penanganan Covid-19 di Bali, tetapi karena negara merekalah yang belum membuka penerbangan untuk datang ke negara lain, termasuk Indonesia dan juga Bali

Selama ini Bali memang tidak mengikuti semua standar atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat termasuk lock down dan juga PSBB. Karena berbagai dampak tentu menjadi pertimbangan yang harus dipikirkan lebih matang.

Jika sebagian besar pelaku pariwisata mengalami dampak mulai dengan dirumahkan dan tidak menghasilkan akibat hotel dan restoran ditutup, para petani dan pemasok sayuran serta buah juga mengalami dampak yang tidak terserap lagi oleh hotel dan restoran sehingga secara otomatis mereka juga tidak ada penghasilan.

Kondisi ini juga mempengaruhi sejumlah orangtua yang masih memiliki anak anak sekolah. Semua ini akan berimplikasi antar satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu langkah untuk lock down dan PSBB tidak perlu dilakukan di Bali, karena masyarakat Bali masih memerlukan ruang untuk memutar ekonomi mereka dan bekerja.