Selasa, 22 Oktober 2019 16:21 WIB
Penulis:Rohmat
Gianyar - Ubud Writers & Readers Festival yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004 telah dikenal sebagai perhelatan internasional terkemuka.
Mengusung tema Karma, penyelengaraan festival pada tahun ke-16 ini menghadirkan lebih dari 180 pembicara dari 30 negara dan lebih dari 170 program mulai dari panel diskusi, lokakarya, acara spesial, pemutaran film, peluncuran buku, pameran seni, dan masih banyak lagi.
Meskipun acara utama diselenggarakan di Ubud dan sekitarnya, UWRF juga mempersembahkan deretan program menarik di berbagai kota lain di Indonesia melalui Satellite Events.
Acara ini digelar agar para pencinta sastra, seni, budaya, hingga masyarakat yang peduli dengan isu-isu global tetap dapat mendapatkan wawasan baru sebagaimana mereka yang dapat menikmati perhelatan UWRF di Ubud.
Sama seperti tahun sebelumnya, Satellite Events UWRF 2019 juga diselenggarakan di lima kota berbeda.
Jika tahun lalu Satellite Events digelar di Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Ambon, dan Ternate, maka tahun ini program iniakan digelar di Banten, Jakarta, Semarang, Banjarmasin, dan Berau.
Dikemas dalam belasan program dan menghadirkan sembilan pemateri termasuk para pembicara festival, Satellite Events tahun inibekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan Pemerintah Kota Semarang. Rangkaian acaranya akan dimulai pada tanggal 28 Oktober hingga 2 November mendatang.
Terence Ward, seorang penulis, pembuat dokumenter, dan konsultan lintas budaya yang telah menerima Award of Recognation for Enhancing Appreciation of Iranian Culture dari Iranian Muslim Association of North America, akan ikut mengisi empat sesi yang digelar di Jakarta dan Banten pada Senin (28/10/2019) hingga Kamis (31/10/2019).
Salah satu sesi yang melibatkan Terence Ward bertajuk A Book Club with Terence Warddijadwalkan pada Selasa (29/10/2019)di The Reading Room, Jakarta. Dalam sesi yang akan melibatkan komunitas BACA. DENGAR. RASA. ini, Terence akan berbagi kisah hidupnya yang tak biasa, serta buku-bukunya. Sementara, sesi A Conversation with Terence Wardpada Rabu (30/10/2019) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Bantenakan dimoderatori oleh Sakdiyah Ma’ruf.
Tahun ini, UWRF berkesempatan menggelar sesi Satellite Events paling banyak di Semarang. Enam sesi Satellite Events UWRF ini telah dikemas di berbagi lokasi ikonik Semarang, yang kemudian dinamakan Semarang Writers’ Week 2019.
Pada Jumat (01/11/2019), digelar sesi Writing Can Change Everything diGedung Oudetrap, Kawasan Kota Lama bersama Mirandi Riwoe, Carly Findlay, Valiant Budi,dan penulis Semarang Handry TM. Dari memoar hingga fiksi, sastra telah memungkinkan mereka menemukan hal-hal baru tentang diri mereka dan dunia.
Valiant Budi dijadwalkan untuk sesi Writing Workshop with Vabyo pada Sabtu (02/11/2019) di Impala Space, Spiegel Buiding, Kawasan Kota Lama. Sebagai penulis buku, lagu, dan naskah pemenang penghargaan, Valiant Budi akan berbagi ilmunya untuk meningkatkan keterampilan menulis.
Salah satu tim Festival, General Manager UWRF Kadek Purnami juga akan berbagi ilmunya yang berharga dalam sesi Creating a Literary Event di lokasi yang sama. Ia akan membawa peserta sesi ke balik layar Festival dan program tahunan Penulis Emerging Indonesia, serta berbagi saran untuk menciptakan festival sastra sendiri.
“Kini saatnya UWRF berbagi ilmu yang selama ini kami dapat dalam 16 tahun penyelenggaraan Festival. Tentu saja, melalui program ini kami juga inginmendengarkan saran dan masukan dari berbagai komunitas sastra di luar Bali. Sungguh sangat indah apabila nantinya, semakin banyak tersebar festival-festival sastra di berbagai pelosok nusantara”, ujar Kadek Purnami dalam mengemukakan alasan di balik pembuatan sesi Creating Literary Event tersebut.
Rangkaian Satellite Events di Semarang akan diakhiri dengan sesi Menulis, Menulis, dan Menulispada Sabtu (02/11/2019) di Gedung Oudetrap, Kawasan Kota Lama bersama dengan Handry TM. Penulis dan Ketua Dewan Kesenian Semarang ini akan berbagi rahasia menulis yang baik hingga seluk-beluk dunia kepenulisan di Semarang maupun Indonesia.
Dihadirkan di berbagai kota di Indonesia setiap tahunnya, Satellite Events UWRF diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pencinta sastra di seluruh pelosok negeri.
“Selain memberikan kesempatan bagi kami untuk bertemu dan membuka dialog bersama komunitas dan sastrawan di luar pulau Bali. Kegiatan ini juga menjadi satu kesempatan emas bagi para penulis Internasional yang kami datangkan untuk menyelami lebih dalam lagi tentang sastra dan budaya di Indonesia,” ujar Gustra Adnyana, Community Program Coordinator UWRF. (mat)