Jumat, 19 Februari 2021 14:39 WIB
Penulis:E. Ariana

Denpasar, Balinesia.id - Garapan estetik penuh makna dipersembahkan Sanggar Mahasaba Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana atau FIB Unud dalam Bulan Bahasa Bali 2021. Sesolahan seni sastra virtual berbentuk drama film itu diberi judul “Basur: Tresnasih Kembang Sokasti”.
Sebagaimana mekanisme pelaksanaan Bulan Bahasa Bali 2021, sesolahan tersebut dapat dinikmati melalui kanal YouTube resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Disbud Prov. Bali, sejak Rabu (17/2/2021) lalu.
"Garapan seni sastra berbentuk drama film ini kami sajikan tak hanya mengutamakan keindahan, tetapi juga syarat pesan moral," kata sutradara, Dewa Jayendra.
Ia mengatakan, pesan utama uang disajikan melalui garapan ini adalah pengungkapan kebenaran diri. Ketika memutari jantra kehidupan ini, seorang manusia dituntut bisa untuk pengendalian diri, mawas diri, dan menasehati diri.
"Pesan itu kami coba rangkai dan tuangkan lewat skenario dan menampilkan secara visual melalui audio visual. Harapan saya lewat garapan secara virtual dengan mudah pesan tersampaikan," ucapnya.
Digarap dengan melibatkan para mahasiswa di tengah suasana pandemi, serta dibumbui cuaca ekstrem belum lama ini, Jayendra mengaku kelahiran karya tersenut memang tidak mudah. Kesabaran dan ketabahan sangat diperlukannya sebagai pemimpin garapan.
"Sebagai sutradara saya berupaya merangkul bagaimana berproses dalam berkesenian apalagi beberapa pemain belum mengenal dunia akting. Menanggalkan egoisme adalah jalan terbaik mempercepat proses produksi. Pengertian inilah yang saya terapkan pada seluruh pendukung," akunya.
Lantaran berpijak pada cerita rakyat yang cukup tak asing di Bali, yakni cerita Basur, Jayendra berharap sajiannya dapat turut berkontribusi menyajikan kembali cerita-cerita rakyat dalam sajian sesuai dengan tantangan zaman. "Melalui media virtual ini saya ingin cerita-cerita rakyat yang penuh dengan tuntunan dengan mudah ditonton berulang-ulang,” harapnya.
Drama film tersebut mengisahkan tokoh, I Nyoman Karang dari Banjar Sari yang mempunyai dua putri cantik jelita, yaitu Ni Sokasti yang sulung dan adiknya Ni Rijasa. Nasib malang menghampiri keluarga tersebut sebab istri Nyoman Karang meninggal akibat diracun.
Suatu ketika, seorang tokoh masyarakat yang dikenal kaya raya, yakni I Gede Basur berkunjung dan bermaksud meminang Sokasti untuk dinikahkan dengan putra kesayangannya, I Wayan Tigaron.
Belum mendapat jawaban yang pasti, tiba-tiba datang I Made Tanu, sepupu dari I Nyoman Karang yang juga bertujuan meminang Sokasti untuk dinikahkan dengan anaknya I Tirtha.
Sokasti lebih memilih menerima lamaran Made Tanu dan akan menikah dengan I Tirtha. Hal itu membuat Gede Basur murka hingga mempraktikan ilmu hitam bernama teluh ke Sokasti.
Ilmu hitam Gede Basur itu akhirnya dapat dikalahkan oleh ilmu I Kaki Balian Sakti. Setelah kekalahannya, Gede Basur sadar akan perbuatannya yang salah dan kisah pun berakhir. (jpd)