"Rise Up": Ekspresi dan Sinergi Merawat Seni Rupa Bali

Kamis, 03 Juni 2021 12:15 WIB

Penulis:E. Ariana

Rise Up.jpg
Ruang pameran "Rise Up" sajian enam orang perupa Bali di Maya Gallery, Sanur.

Denpasar, Balinesia.id - Enam orang perupa Bali ambil bagian dalam pameran berpesan "kebangkitan" atas pandemi Covid-19. Mengambil tema "Rise Up", mereka memamerkan 15 buah lukisan dan 2 buah karya grafis sebagai media penyampai pesan merawat kreativitas berkesenian dari lahapan pandemi.

Keenam perupa yang terlibat dalam pameran tersebut adalah Nyoman Wijaya, Made Kenak Dwi Adnyana, Made Surya Subrata, Vincent Chandra, Putra Wali Aco, dan Kadek Wiradinata. Karya-karya mereka akan dipamerkan selama satu bulan penuh dari 1 Juni-1 Juli 2021 di Maya Gallery, Sanur.

Penulis Pameran, I Made Susanta Dwitanaya, mengatakan bahwa pameran  ini memperlihatkan sinergi antara kreativitas seniman dengan ruang dalam rangka menjaga spirit kreativitas  di tengah kondisi pandemi. "Maya adalah salah satu ruang yang sejak lama telah berperan aktif dalam memberi ruang pada capaian-capaian kreativitas seniman melalui event-event pameran yang secara reguler terprogram di ruang ini setiap tahunnya," katanya Kamis (3/6/2021).

Melihat karya-karya yang dihadirkan para perupa, ia melihat adanya keragaman gagasan dan cara ungkap visual sebagai karakter dan ranah eksplorasi setiap perupa selama ini. "Dalam pameran ini juga terbaca sinergi dan perjumpaan lintas generasi seniman yang terlibat. Ada Nyoman Wijaya sebagai yang paling senior hingga Kadek Wiradinata sebagai peserta termuda dan masih berstatus mahasiswa," katanya.

Selain itu, Susanta juga melihat ada keberagaman media dan teknik yang dipilih oleh masing masing perupa. Karya-karya Nyoman Wijaya mengangkat tema seputar kebudayaan Bali melalui penggambaran perempuan dan penari Bali secara realistik dengan teknik cat air diatas kertas. Sedangkan, Vincent Chandra konsisten dengan eksplorasi atas teknik guache di atas kertas.

"Made Kenak menghadirkan abstraksi alam yang menjadi eksplorasi visualnya selama ini, sementara Putra Wali Aco dengan kesuntukannya pada eksplorasi seni grafis teknik cukil atau cetak tinggi," katanya.

Selanjutnya,  Surya Subrata tetap pada eksplorasinya terhadap karya-karya figuratif yang stilistik. Sementara itu, Wiradinata menghadirkan karyanya dengan berangkat dari kesadaran mengembangkan seni lukis wayang dalam karya-karyanya.

"Keanekaragaman gaya, gagasan, serta eksplorasi visual dan keanekaragaman generasi yang hadir dalam pameran ini terbingkai oleh satu spirit yang sama yakni kesadaran untuk memaknai kesenian sebagai wahana untuk menghadirkan daya gugah dan membangun serta merawat semangat dan optimisme dalam menghadapi segala dinamika kehidupan," jelas Susanta.

Menurutnya, dalam kondisi apapun seni seharusnya menjadi spirit untuk menggugah kesadaran dan bangkit bersama. Adapun kondisi saat ini dinilai tengah berupaya mengarahkan para perupa untuk sadar merawat ekosistem seni rupa secara bersama sama. jpd