Ramuan Arak Bali Dikembangkan Bantu Pengobatan Pasien Covid-19

Selasa, 04 Agustus 2020 12:33 WIB

Penulis:Rohmat

Denpasar - seorang tokoh masyarakat yang akademisi Prof. Made Agus Gelgel Wirasuta yang saat ini tengah viral kembali mengenalkan temuannya berupa ramuan arak bali yang diklaim mampu meringankan dan membantu pengobatan infeksi akibat Covid – 19.

Wirasuta menyampaikan itu saat bertemu rombongan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI yang dipimpin oleh Sekretaris Kementrian PPN Himawan Hariyoga dalam rangka kunjungan kerja, melaksanakan kegiatan pertemuan bersama Tokoh Mayarakat danTokoh Adat Bali di Balai Adat Pendungan, Br. Pitik, Pedungan, Denpasar, Senin (3/8/2020).

Ia memaparkan cara kerja ramuan temuannya yang sudah dimanfaatkan dalam proses pengobatan pasien Covid – 19 dan bahkan sudah terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan.

Biasanya, jika menggunakan peningkatan antibodi pasien membutuhkan waktu sekitar 2 minggu, namun dengan ramuan arak waktu yang dibutuhkan untuk sembuh hanya 3 hari.

“Dalam lontar usadha bali sudah banyak dimuat ramuan lokal Bali, contohnya ramuan yang kami kembangkan," ujarnya.

Dalam penanganan pasien covid – 19 ada 2 ramuan yang dikembangkan, yang pertama yakni ramuan dari daun kelor dan daun ubi merah yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

"Ramuannya kami inovasi menjadi the agar tidak menimbulkan kesan tidak enak saat diminum, saat ini sudah memiliki ijin edar setelah didaftarkan hak paten oleh Universitas Udayana,” ungkapnya.

Ramuan berikutnya yang berbahan dasar arak, yang penemuannya diawali dengan kejadian meningkatnya penyebaran Covid -19 di Desa Serokadan, Bangli, yang lewat salah seorang panglingsir setempat yang juga penekun pengobatan tradisional mendapat pawisik untuk memanfaatkan arak sebagai media pengobatan setelah melakukan meditasi.

Info tersebut disampaikan kepada Prof. Gelgel untuk dilakukan riset secara kimia.

Ramuan yang berikutnya yakni berasal dari arak lokal Bali, sebenarnya metode ini sudah tidak asing, dilontar Bali, juga sudah dimuat, bahkan pengobatan internasional juga memanfaatkan therapy uap arak untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan.

Namun hal ini memiliki efek samping, jika kandungan alcohol terkonsentrasi maka akan menimbulkan bahaya terbakar, ini sangat berbahaya, di Amerika banyak dilaporkan kasus terbakar akibat menghirup uap alkohol.

"Hal inilah yang kembali kami riset dan modifikasi bersama bahan lainnya agar bisa menjadi obat terutama untuk pengobatan virus corona,” tegasnya.