Jumat, 20 November 2020 03:09 WIB
Penulis:Bambang Susilo
DENPASAR – Puri Kesiman, Denpasar menjadi salah satu titik penting dalam mata rantai perjuangan Bali dalam mempertahankan kemerdekaan. Di tempat inilah dilakukan konsolidasi oleh para pejuang, mulai dari mengatur strategi hingga menghimpun logistik dan pendanaan.
“Puri terkait dengan Puputan Margarana dulu, dimana merupakan tempat menyusun strategi perjuangan perang kemerdekaan di Bali. Puri Kesiman dalam hal ini meruapakan tempat para pejuang berunding, memberi logistik, dan juga dana untuk perjuangan,” kata Penglingsir Puri Kesiman, Anak Agung Ngurah Gede Kusuma Wardana, di Puri Kesiman, Denpasar, Kamis (19/11/2020).
Ia menjelaskan, pada masa Revolusi Fisik dulu, tidak banyak orang yang berani membantu para pejuang kemerdekaan. Apalagi menyediakan tempat sebagai markas dan membantu secara finansial. Akan tetapi, leluhur Puri Kesiman tidak mau demikian, sebagai seorang ksatria, mereka tetap melakukan perjuangan untuk memerdekakan bangsanya.
“Ketika penyerangan terhadap Tangsi Tentara Jepang di Kayumas gagal, para pejuang mundur hingga di Puri Kesiman. Di sini tempat menyusun strategi perjuangan perang kemerdekaan di Bali. I Gusti Ngurah Rai juga berjuang dari Puri Kesiman, dari sini beliau menuju Petang dan lanjut menyeberang ke Jawa untuk mohon bantuan,” jelasnya.
Sebagai penanda keterkaitan Puri Kesiman dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Bali, setiap bulan November, ketika digelar Napak Tilas Perjuangan I Gusti Ngurah Rai, puri ini juuga manjadi salah satu titik yang wajib disinggahi.
“Hanya saja perinagtan Puputan Margarana ke-74 ini, karena ada Covid-19, semua jadi terbatas. Baik tatanan pelaksanaan maupun bentuk kegiatan. Sebelumnya, tiga hari sebelum tanggal 20 November biasanya dilaksanakan prosesi napak tilas yang dipusatkan di Puri Kesiman dengan sejumlah puri-puri di Denpasar,” katanya.