Penyair-Perupa Bali Hadirkan Buku "Gajah Mina", Putri Koster: Bukti Pandemi Tak Surutkan Kreativitas

Kamis, 18 Maret 2021 03:56 WIB

Penulis:E. Ariana

Putri Suastini Koster saat memberikan pandangan pada buku puisi "Gajah Mina" hasil kolaborasi penyair, Dewa Putu Sahadewa, dan perupa Made Gunawan
Putri Suastini Koster saat memberikan pandangan pada buku puisi "Gajah Mina" hasil kolaborasi penyair, Dewa Putu Sahadewa, dan perupa Made Gunawan

Denpasar, Balinesia.id - Sebuah buku alih kreasi puisi, lukisan, dan sketsa hasil kolaborasi penyair, Dewa Putu Sahadewa dan perupa, Made Gunawan, hadir menyemarakkan jagat literasi dan seni Bali. Buku hasil kolaborasi itu diberi nama "Gajah Mina" yang merujuk pada binatang mitologis ikan berkepala gajah.

Kehadiran buku itu pun mendapat apresiasi dari penyair, Ny Putri Suastini Koster. Istri orang nomor satu di Bali ini menilI terbitnya buku puisi "Gajah Mina" menjadi bukti bahwa pandemi Covid-19 tak menyurutkan kreativitas seniman Bali dalam berkarya.

Menurutnya, kreativitas yang ditunjukkan oleh para seniman dan budayawan Bali di tengah pandemi adalah hal yang sangat positif karena berkaitan dengan upaya mempertahankan imun tubuh. “Ketika seorang seniman berkreasi, itu akan menimbulkan rasa bahagia karena pasti didasari dengan hati yang tulus. Ini akan memberi energi positif yang membuat imun dan iman kita tetap kokoh di masa pandemi,” katanya saat memberi pandangan pada acara Timbang Pandang Alih Kreasi Puisi, Lukisan, dan Sketsa dalam Buku Puisi ‘Gajah Mina’ yang dilaksanakan secara hybrid, Rabu (17/3).

Menurutnya paduan sastra dan seni dalam buku tersebut merupakan kolaborasi yang apik. Berdasarkan pengalamannya sebagai seorang penyair, inspirasi menulis puisi memang kerap muncul setelah melihat sebuah lukisan, foto, maupun gambar.

“Dalam menulis puisi, saya merasakan inspirasi banyak muncul saat melihat foto atau lukisan. Saat melihat foto bertema gothic, akan lahir puisi bertema seram. Sebaliknya, foto atau gambar pemandangan akan menjadi inspirasi untuk menulis puisi bertema romantis. Biarkan rasa dan emosi itu terpancing sehingga lahir karya puisi yang menarik,” tuturnya.

Ia pun mengatakan sangat memahami apa yang dirasakan penyair Dewa Sahadewa yang terpancing untuk menulis puisi setelah melihat lukisan karya perupa Made Gunawan. Oleh karena itu, ia berharap kolaborasi dua seniman ini menjadi inspirasi bagi yang lain untuk menghasilkan alih kreasi lain yang memperkaya khasanah karya sastra berupa puisi dan lukisan.

Ia pun berharap agar karya tersebut mampu menggugah minat generasi muda agar semakin tertarik membaca puisi sehingga mereka tidak terbawa arus dan termakan oleh hoakd yang banyak bermunculan di berbagai media sosial.

Lebih jauh ia mengatakan bahwa Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Koster telah memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan seni-non tradisi melalui pelaksanaan Festival Seni Bali Jani. “Pemerintah telah memberi ruang, tugas kita sebagai seniman dan budayawan adalah mengisi dengan karya yang makin berkualitas agar menjadi tuan di tanah sendiri hingga mampu go international,” katanya.

Selain Festival Seni Bali Jani, lanjutnya, Pemprov Bali juga telah memulai proses pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Gunaksa, Klungkung yang ditargetkan kelar tahun 2023 mendatang. Keberadaan Pusat Kebudayaan Bali itu dinilai akan menjadi angin segar bagi seniman dan budayawan Pulau Dewata dalam menghasilkan karya-karya berkualitas.

Penyair Dewa Putu Sahadewa menuturkan bahwa buku puisi "Gajah Mina" memang terinsipirasi dari lukisan "Gajah Mina" karya Made Gunawan. "Lukisan itu menggambarkan makhluk mitos dalam samudera ini telah membuat saya terpukau. Saya merasakan getaran dahsyat saat memandangi karya Gunawan ini, sehingga kemudian memicunya mencipta puisi dalam rentang waktu satu bulan," katanya.

Sementara itu, kritikus sastra, Prof. Dr. Nyoman Dharma Putra, mengatakan bahwa karya tersebut layaknya sebuag pasatmian, sebuah dialog estetik dua seniman yang menghasilkan karya mengagumkan.

“Dalam karya ini, muncul sebuah buku puisi yang terinspirasi dari lukisan. Ke depannya saya ingin ada juga lukisan yang terinspirasi karya puisi,” katanya. (jpd/and)