Pentas “Kawisesan Mahosadhilata” Sanggar Kebo Iba Ingatkan Hutan sebagai Sumber Obat

Rabu, 10 Februari 2021 00:55 WIB

Penulis:E. Ariana

Cuplikan pentas “Kawisesan Mahosadhilata” garapan Sanggar Seni Kebo Iwa.
Cuplikan pentas “Kawisesan Mahosadhilata” garapan Sanggar Seni Kebo Iwa.

Denpasar, Balinesia.id – Bulan Bahasa Bali 2021 yang digelar sebulan penuh pada Februari 2021 menghadirkan enam jenis sub kegiatan. Salah satunya adalah Sesolahan yang dipentaskan secara virtual melalui channel YouTube Disbud Prov. Bali.

Sanggar Seni Kebo Iwa yang menjadi salah satu penyaji menampilkan garapan berjudul “Kawisesan Mahosadhilata”. Pagelaran yang bersumber dari karya sastra agung Ramayana ini mengisahkan tanaman mahosadhilata yang menyelamatkan pasukan kera oleh bius dari Sang Meganada.

Pentas berdurasi 33 menit ini tampak mengetengahkan pesan pelestarian hutan yang kental. Ketua Sanggar I Nyoman Mariyana, S.Sn., M.Sn., menjelaskan pagelaran itu ditampilkan sebagai pengingat bahwa hutan merupakan tempat hidup berbagai tumbuhan, termasuk tanaman obat.

“Daun, bunga, kulit, akar, buah dan akar dari tumbuhan itu bisa dimanfaatkan menjadi obat. Karena itu, selain harus dijaga, hutan juga mesti dilindungi, sehingga tetap asri dan sumber-sumber obat itu masih lestari,” katanya.

Ia menjelaskan, proses penggarapan pementasan sangat mempertimbangkan aspek tempat. Hal itu ditempuh untuk memberikan kesan pagelaran yang lebih hidup. Adapun pentas tersebut dilaksanakan di kawasan Desa Mambal, di mana hutannya masih cukup terjaga, terlebih ada candi bentar yang bida mendukung pagelaran.

“Untuk memberikan kesan hutan, serta mendukung tema Bulan Bahasa Bali yakni ‘Wana Kerthi’ maka para penari menggunakan kostum yang bersumber dari hutan, seperti menggunakan daun-daunan kering untuk tokoh raksasa dan memanfaatkan semak belukar untuk kostum penari pohon-pohonan,” katanya.

“Kawisesan Mahosadhilata” mengambil kisah ketika putra Rahwana, Sang Meganada turun menghadapi pasukan kera. Meganada merupakan seorang raksasa sakti yang memiliki sejumlah panah sakti. Ketika menghadapi bala tentara kera, Meganada mengeluarkan kesaktian bernama Adresiatantra. Kesaktiannya itu yang menyebabkan langit seketika gelap, orang lain tidak bisa melihat pergerakan Meganada. Kesaktian Adresiatantra ditambah dengan panah Wimohana menyebabkan pasukan kera kebingungan dan tertidur. Oleh sebab itulah ia dengan leluasa membunuh pasukan kera Rama.

Menyadari situasi ini, Wibhisana kemudian meminta Hanoman untuk mencari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan obat.Tumbuh-tumbuhan yang bernama Mahosadilata itu berada di Puncak Gunung Himawan. Tanpa  berpikir panjang, Hanoman lalu berangkat menuju gunung Himawan. Tiba di gunung Himawan, Hanoman tidak tahu secara pasti tumbuhan yang bernama Mahosadilata.

Hal inilah yang menyebabkan Hanoman kemudian memotong puncak gunung Himawan dan berhasil memindahkan gunung itu dengan cepat. Saat gunung itu sampai di tempat pertempuran, Wibhisana lalu mencari Mahosadilata dan meraciknya menjadi obat. Ramuan yang didapatkan di hutan gunung Himawan itu berhasil menyembuhkan para pasukan kera, sehingga bisa melanjutkan pertempuran kembali. (jro)