Sabtu, 12 Desember 2020 02:11 WIB
Penulis:E. Ariana

DENPASAR – Optimisme kebangkitan pariwisata Bali pada 2021 terus tumbuh. Namun, tak satu pun orang dapat memberi jaminan tahun depan pariwisata Bali bisa pulih seperti sedia kala setelah diporak-porandakan Covid-19.
Melihat kemungkinan-kemungkinan itu, Pemerintah Provinsi atau Pemprov Bali tetap mengupayakan pengajuan dukungan dana ketenagakerjaan bagi pelaku pariwisata terdampak kepada Pemerintah Pusat.
“Pemerintah Provinsi Bali sedang mengupayakan pengajuan dukungan dana ketenagakerjaan bagi pelaku pariwisata yang terdampak ke pusat, hal ini disebabkan belum berani dipastikannya kondisi pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19 akan pulih total pada tahun 2021 mendatang,” kata Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati usai membuka gelaran Indonesia Tourism Outlook 2020, di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (11/12/2020).
Ia menjelaskan pandemi Covid-19 memang sangat berdampak pada pariwisata Bali. Membandingkan jumlah kunjungan pada Agustus 2019 dan Agustus 202020 misalnya, data statistik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa terjadi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar -89,22 persen.
Terkait kondisi tersebut, pemerintah bersama stakeholder terkait kini terus mengupayakan diri mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pariwisata Bali dengan pelaksanaan Clean, Healthy, Safety, Environment (CHSE). Langkah tersebut diharapkan dapat berangsur-angsur mengembalikan kondisi kepariwisataan yang melesu.
Project Director Indonesia Tourism Outlook 2021, I Gede Nyoman Sapta Adi, menjelaskan gelaran bertema “Finding The Exit Strategy Uncertainty" merupakan salah satu bentuk pihaknya untuk membangun pemulihan kepariwisataan Indonesia dengan terobosan-terobosan baru sesuai dengan aturan hidup baru. Pariwisata diharapkan dapat bersama-sama membangun ekonomi kreatif yang saat ini berkembang pesat melalui usaha mikro kecil menengah atau UMKM.
“Kita harus bergerak selangkah demi selangkah dan bersama-sama membangun kembali Indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis pada tatanan hidup baru,” kata Sapta Adi.