Pembangunan Manusia Syarat Dasar menuju Bangli Era Baru

Selasa, 22 Desember 2020 01:21 WIB

Penulis:E. Ariana

Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si.
Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si.

BANGLI – Bangli baru saja melakukan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin lima tahun ke depan. Menurut hasil perhitungan suara sementara, pemenang kontestasi itu pun mengarah pada duet pasangan calon Sang Nyoman Sedana Arta-Wayan Diar.

Pasca pemilihan, kini berbagai harapan disematkan rakyat kepada sosok yang nantinya akan disahkan sebagai pemimpin lima tahunan kabupaten tanpa pesisir di Bali itu. Salah satunya datang dari akademisi Universitas Pendidikan Ganesha atau Undiksha Singaraja, Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si.

“Tantangan atau masalah pembangunan daerah secara umum adalah kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan. Ketiga masalah tersebut juga masih menjadi masalah sehingga harus segera dituntaskan di Kabupaten Bangli,” katanya kepada balinesia.id, Senin (21/12/2020).

Menurutnya, beberapa tahun belakangan tiga persoalan tersebut sangat kompleks terjadi di Bangli. “Bangli era baru harus dibuktikan dengan wajah Bangli yang baru, seperti kecilnya angka kemiskinan, rendahnya angka pengangguran, dan adanya pemerataan kesempatan serta pemerataan akses baik menyangkut fasilitas pendidikan maupun kesehatan,” katanya menirukan slogan “Bangli Era Baru” yang dinyatakan pasangan Sedana Arta-Diar selama kampanye.                               

Ia menjelaskan, Kabupen Bangli sejatinya memiliki banyak potensi yang belum digarap. Salah satu penyebabnya lantaran lemahnya SDM dalam memanfaatkan serta membangkitkan potensi tersebut. “Maka, program pembangunan SDM sebaiknya jadi prioritas,” kata akademisi asal Susut, Bangli ini.

Disebut, ukuran pembangunan manusia Bangli dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia atau IPM. Selama ini, katanya, IPM Bangli selalu berada di bawah IPM provinsi. “Angka IPM Bangli tahun 2018 adalah 68,96, dan pada 2019 adalah 69,35. Data tersebut menunjukkan bahwa Bangli menjadi kabupaten nomor 8 dan hanya bisa unggul dari Karangsem. Bangli dan Karangasem termasuk kategori sedang, beda dengan Denpasar dan Badung dengan status sangat tinggi, dan lima kabupaten lainnya dengan status tinggi,” jelasnya.

Selain itu, angka harapan lama sekolah Bangli pada 2019 tercatat paling kecil di Bali yakni 12,33 tahun. Sedangkan, rata-rata lama sekolah sebesar 7,16. “Artinya penduduk usia 25 tahun ke atas rata-rata tercatat menempuh pendidikan selama 7,16 tahun. Oleh karena itu Bangli harus fokus untuk pembangunan manusia,” tegasnya.

Suarmanayasa menambahkan, program pembangunan manusia memang memiliki sifat yang tidak populer dan tidak bisa memberi hasil dalam jangka pendek. “Tapi, kita harus belajar dari Jepang. Jepang bisa maju seperti sekarang karena pembangunan manusia. Nelson Mandela juga mengatakan bahwa jalan satu-satunya untuk keluar dari kemiskinan adalah dengan pembangunan manusia. SDM adalah jembatan emas menuju Bangli Era Baru,” tandasnya.