Rabu, 27 Januari 2021 02:10 WIB
Penulis:E. Ariana

Badung, Balinesia.id – Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM juga mengalami dampak yang besar selama pandemi Covid-19 menyebar. Hal itu dirasakan oleh pelaku UMKM, Wayan Winasa.
Pelaku UMKM yang khusus sebagai pemahat patung klasik ini mengaku selama pandemi Covid-19 rata-rata harga patungnya dibanting dengan diskon 10 persen dari harga normal. Dalam suasana normal, karyanya dibandrol harga mulai Rp100 ribu hingga Rp4 juta.
“Setiap ada yang membeli patung, kami memberikan diskon sebesar 10 persen. Penurunan omset selama pandemi hampir 90 persen, (akibatnya) hanya bisa bertahan dan beberapa karyawan juga sudah dirumahkan,” katanya.
Kala normal, seniman asal Desa Gerih, Abiansemal, Badung ini mengaku hasil karyanya bisa digemari kolektor dari Amerika Serikat, Tiongkak, Jepang, hingga Eropa. Karena pandemi, permintaan itu pun diakui menurun. Meski demikian, ia tetap berproduksi agar ada stok di kemudian hari.
Meski mengalami penurunan penjualan, Winasa mengaku dapat mengambil hal positif dari pandemi Covid-19. Dalam kondisi tidak biasa ini, ia dituntut bisa mengelola keuangan dengan lebih baik. "Sekarang bisa mengelola keuangan, mana yang lebih penting dan mana yang tidak penting" katanya.
Saat ini, ia pun mengharapkan bantuan dari pemerintah agar bisa memberikan modal, walaupun tidak banyak. Modal itu akan digunakan untuk membuat karya-karya yang baru dan diharapkan dapat dijual setelah wabah global ini usai.
“Saya mengharapkan bantuan dari pemerintah meskipun tidak banyak. Untuk modal, diperlukan agar tetap bisa berproduksi,” katanya. (lin/jro)