Selasa, 24 November 2020 03:12 WIB
Penulis:Bambang Susilo
DENPASAR – Modjorindo, band down and dirty rock n roll Bali, merilis single perdana berjudul “Revolt”. Single tersebut diluncurkan ke publik pada Sabtu (21/11/2020) pekan lalu.
"Revolt bisa dimaknai sebagai evolusi, pertanda kebangkitan, kembali menggairahkan musik rock, juga, selayaknya spirit musik rock yang dekat dengan pemberontakan,” ungkap Rico Mahesi, vokalis sekaligus gitaris Modjorido di Denpasar, Senin (23/11/2020).
Band yang sering tampil dalam panggung-panggung musik di kawasan Kuta-Seminyak-Canggu ini merilis singlenya di bawah naungan Pohon Tua Creatorium. Ia menjelaskan, sejak bergabung di rumah produksi itu, mereka semakin baik untuk menata diri dan professional dalam mengasah kreativitas.
"Dulu itu mengerjakan sesuatu kurang teratur, kalang kabut, tiada deadline. Beda ketika diproduseri Pohon Tua Creatorium yang serba profesional, makin menemukan formula, benang merah dan fondasi jelas, mata seperti terbuka, mengerti maunya apa, arahnya kemana,” katanya.
Kehadiran “Revolt” dari Modjorindo pun memantik tokoh musik yang banyak membidani kelahiran band ternama Bali, Rudolf Dethu. Ia tampak mengapresiasi atas karya kreatif Modjorindo sebagai pendatang baru di blantika musik Bali.
“Sebagai grup musik pendatang baru barangkali Modjorido belum butuh veni, vidi, lalu veci, cukup mencekam, mencengangkan, menggugah atensi khalayak. Sebab, down and dirty rock 'n' roll yang disajikan oleh mereka adalah tentang bersenang-senang, menyalakan api gairah, menjadi muda dan memberontak,” komentarnya.
Ia pun tak sependapat jika predikat "anak bawang" disematkan pada Modjorido. Sebutan itu dianggap kurang tepat karena masing-masing anggotanya tergolong “veteran” di kancah music bars di Bali Selatan. “Kelompoknya mungkin baru, tapi pengalamannya sudah sangat lama. Jika diumpamakan buah, mereka sudah matang. Siap disuguhkan, good to go,” ucapnya.
Modjorido sendiri merupakan penggalan dari nama tiap-tiap personel. Mo dari Momo Wawengkang, sosok yang mengawal alunan nada gitar; Jo dari Joshua Putra, sang hulubalang beduk Inggris; Ri dari Rico Mahesi, opsir departemen vocal; dan Do dari Doni Sura yang bertugas menjaga marwah bass.