Selasa, 03 November 2020 16:05 WIB
Penulis:Bambang Susilo
DENPASAR – Kinerja ekspor dan impor Provinsi Bali pada bulan September 2020 tercatat mengalami peningkatan secara bulan per bulan. Peningkatan ekspor dari Agustus ke Sepember 2020 tercatat setinggi 13,78 persen, sedangkan impor mengalami kenaikan sebesar 11,75 persen.
Kabid Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik atau IPDS BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, dalam rilis resmi BPS Bali, Senin (2/11/2020) menerangkan bahwa kinerja ekspor barang Provinsi Bali pada September 2020 sebesar US$ 38.465.302, sementara sebulan sebelumnya hanya ercatat US$ 33.807.208. Barang-barang tersebut dikirim melalui beberapa pelabuhan yang ada di Bali.
“Namun, secara year on year, nilai ekspor Bali pada bulan September 2020 masih tercatat lebih rendah dibandingkan bulan September 2019. Penurunanna tercatat sedalam -14,96 persen,” terangnya.
Selama renttang September 2020, delapan dari 10 negara tujuan ekspor Provinsi Bali tercatat mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terpantau ke negara Tiongkok, yakni sebesar 62,50 persen. Adapun produk ikan dan udang mendominasi kenaikan ekspor ke negara tersebut. Sedangkan, ekspor ke Amerika Serikat jika dibandingkan secara tahun ke tahun tecatat menurun paling drastis.
Sementara itu, nilai impor Provinsi Bali pada bulan September 2020 tercatat sebesar US$ 3.945.173 atau naik 11,75 persen dari catatan impor bulan Agustus 2020 yakni sebesar US$ 3.530.390. Namun, jika dibandingkan dengan bulan September 2019, nilai impor Bali mengalami penurun sedalam -82,99 persen. Berdasar data itu, perbandingan nilai impor barang secara tahun ke tahun dalam periode Februari-September juga mengalami penurunan.
Sama halna dengan catatan ekspor, delapan negara tercatat mengalami kenaikan, dengan kenaikan paling tinggi bahkan hingga ratusan persen tercatat pada nilai impor yang berasal dari Italia (288,80 persen) yang didominasi oleh naiknya impor produk susu, mentega, telur dan Belanda (217,90 persen) yang terutama disebabkan naiknya impor produk binatang hidup berupa Psittaciformes.
“Secara year on year, dari 10 negara utama asal impor, nilai impor dari delapan negara tercatat menurun, dengan penurunan terdalam tercatat pada impor asal Tiongkok sebesar -95,06 persen,” katanya.