Ekonomi
Jumat, 05 Desember 2025 19:22 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi

JAKARTA - Transisi menuju ekonomi hijau sedang dilakukan di banyak negara termasuk Indonesia. Pengembangan model ini dilakukan sebagai salah satu solusi untuk menghadapi krisis lingkungan dan perubahan iklim. Hal ini bukan hanya sebuah konsep lingkungan, tetapi menjanjikan manfaat jangka panjang apabila diimplementasikan secara serius.
Penerapan komprehensif dari ekonomi hijau inilah yang diharapkan dapat menciptakan multiplier effect signifikan, membawa dampak krusial yang menjamin pertumbuhan ekonomi secara stabil. Bonus terbesarnya, ekonomi hijau mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa depan.
Melansir dari Waste4Change pada Kamis, 4 Desember 2025, terdapat lima dampak penerapan ekonomi hijau di masa depan. Berikut ulasannya.
Peralihan ke ekonomi hijau membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Transisi ekonomi ini mampu memberi tambahan output ekonomi secara besar. Hal ini berpotensi terhadap peningkatan PDB yang tidak hanya diukur dari hasil ekstraktif, tetapi dari produksi dan aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan.
Selain itu, ekonomi hijau mendorong inovasi di sektor teknologi bersih, energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan pertanian berkelanjutan. Kondisi ini yang akan membantu membuka peluang usaha dan pertumbuhan industri baru yang ramah lingkungan.
BACA JUGA:
Salah satu dampak langsung dari ekonomi hijau adalah munculnya sektor-sektor baru yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya adalah energi terbarukan, pengolahan limbah, rehabilitasi lingkungan, agrikultur berkelanjutan, dan sektor jasa lingkungan.
Melalui pendekatan yang berkelanjutan, ekonomi hijau dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan menciptakan lapangan kerja yang layak. Hal ini berdampak positif, terutama di daerah-daerah yang selama ini bergantung pada industri ekstraktif atau pertanian konvensional.
Kesempatan ini berarti diversifikasi sumber penghasilan, yang tidak hanya dilakukan pada satu bidang usaha, sehingga ketahanan ekonomi individu dan komunitas mampu mengalami peningkatan.
Ekonomi hijau mendorong pemanfaatan sumber daya secara bijak dan efisien. Pendekatan ini membantu mengurangi pemborosan, limbah, dan degradasi lingkungan. Dengan menerapkan teknologi hijau berkelanjutan, negara dapat menjaga alam sekaligus menjaga produktivitas ekonomi.
Implementasi pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan akan menghasilkan ketahanan lingkungan dan ekonomi dalam periode waktu yang panjang. Kapasitas ini menjadi krusial, khususnya dalam merespons tantangan global seperti eskalasi krisis iklim, degradasi lahan, dan ancaman kerusakan ekosistem.
Melalui penerapan ekonomi hijau, lingkungan sekitar akan terdampak dengan adanya kualitas hidup udara bersih, pengurangan polusi, dan akses pada layanan dasar. Dengan aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan, kesehatan masyarakat bisa lebih terjaga, terutama di kawasan yang selama ini terdampak polusi akibat industri berat atau deforestasi.
Manfaat ekonomi yang dihasilkan dari sektor hijau diproyeksikan terdistribusi secara lebih merata. Langkah ini menjadi penting untuk mengatasi dan mengurangi ketimpangan sosial, khususnya bagi komunitas yang berada di daerah terpencil atau terpinggirkan
Dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang cepat habis, ekonomi hijau mampu meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap harga komoditas dan risiko lingkungan global.
Transisi ke energi terbarukan, praktik ramah lingkungan, dan diversifikasi ekonomi membantu pertahanan negara dalam menghadapi guncangan. Namun, hadirnya basis ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan, membuat laju pertumbuhan jangka panjang akan berjalan secara stabil.
Demi menjamin keberhasilan ekonomi hijau di masa depan, kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci yang sangat penting. Sinergi ini diperlukan untuk mewujudkan perubahan nyata, mulai dari sektor lingkungan, ekonomi, hingga sosial.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Maharani Dwi Puspita Sari pada 05 Dec 2025
sebulan yang lalu
2 bulan yang lalu