“Men Tiwas Men Sugih” Garapan Sekdut: Padukan Seni dan Teknologi

Jumat, 05 Februari 2021 14:44 WIB

Penulis:E. Ariana

Salah satu cuplikan penampilan "Men Tiwas Men Sugih" garapan Sekdut dan UHN IGB Sugriwa
Salah satu cuplikan penampilan "Men Tiwas Men Sugih" garapan Sekdut dan UHN IGB Sugriwa

Denpasar, Balinesia.id – Sanggar Seni Sekdut yang berkolaborasi dengan UHN IGB Sugriwa menjadi penampil pertama yang karyanya disajikan ke publik dalam rangkaian Sesolahan Bulan Bahasa Bali 2021. Garapan berjudul “Men Tiwas Men Sugih” sudah bisa dinikmati di channel YouTube Disbud Prov. Bali sejak 3 Februari 2021.

Sutradara garapan, I Gede Tilem Pastika, S.Sn., M.Sn., mengatakan lantaran disajikan secara virtual, unsur teknologi dan seni menjadi aspek yang sangat mempengaruhi sajian. Paduan antara teknologi yang mumpun dan aspek seni pada akhirnya menyajikan bentuk pementasan yang khas dan menarik.

Pada pementasan tersebut, pihaknya mengaku menggabungkan berbagai macam unsur seni pertunjukan, seperti seni teater, tari, musik ilustratif, tembang, dan lainnya. “Seni pertunjukan virtual merupakan sebuah alternatif baru dalam sajian seni pertunjukan terkait dengan situasi pandemi Covid-19, yang membatasi ruang gerak dan apresiasi seniman khususnya pertunjukan secara langsung karena menghindari terjadinya kerumunan masa,” katanya.

Berbeda seperti biasanya, di mana sajian dipentaskan di atas panggung, pentas tersebut justru dipentaskan di depan kamera dengan teknik sinematografi. Karya tersebut kemudian divisualisasikan dalam bentuk video, dengan konsep total teater, sehingga dapat memberikan nuansa berbeda dari karya-karya film pendek lainnya.

“Semua pemain menggunakan Bahasa Bali, serta mengangkat berbagai macam suguhan Paribasa Bali. Di sana ada penciptaan pupuh sesuai dengan rangkaian cerita yang dibawakan. Alur dari karya ini menggunakan alur maju dengan pusat penokohan pada Men Tiwas dan Men Sugih,” jelasnya.

Unsur lain yang tidak bisa dipisahkan dalam pementasan ini adalah terkait pesan moral yang ingin disampaikan penyaji. Kisah Men Sugih lan Men Tiwas merupakan certa rakyat Bali yang mengandung pesan moral tentang sosok yang bersifat loba dan kikir, sebagaimana disimbolkan dalam tokoh Men Sugih.

Sementara, Men Tiwas adalah citra dari tokoh yang begitu polos dan baik hati, selalu memaafkan perlakuan Men Sugih yang menindasnya. “Suatu ketika, anak Men Tiwas sakit keras, hingga tidak terselamatkan nyawanya. Meskipun diliputi kesedihan yang luar biasa, ia tetap tegar. Dengan Langkah tertatih, karena kenangan bersama anaknya masih kuat membekas, Men Tiwas menuju hutan mencari kayu bakar,” tuturnya.

Di hutan Men Tiwas bertemu seekor kidang (kijang). Binatang itu meminta Men Tiwas memasukkan tangan ke pantatnya, dan akhirnya dari pantat kijang itu keluar harta berlimpah. “Mengetahui hal itu, Men Sugih berpura-pura ke hutan berharap mendapatkan anugerah itu. Namun naas, kidang tidak memberikannya anugerah, justru menariknya, sehingga terluka dan babak belur,” katanya seraya mengatakan jika perbuatan yang diliputi sifat buruk tidak akan mendatangkan hasil yang baik. (jro)