Kamis, 29 Oktober 2020 14:41 WIB
Penulis:Bambang Susilo
GIANYAR - Pameran Bali Megarupa yang merupakan rangkaian Festival Seni Bali Jani atau FSBJ II tahun 2020 dibuka bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020). Pembukaan dilangsungkan di Museum ARMA, UBud, Gianyar dan dibuka langsung Gubernur Bali, Wayan Koster.
Saat membuka pameran tersebut, orang nomor satu di Bali ini tampak menyatakan apresiasinya terhadap kreativitas masyarakat Bali, terutama anak muda dalam mengembangkan kesenian kontemporer. Apa yang dihadirkan dalam pameran tersebut diharapkan dapat memperkaya khazanah kesenian Bali di masa depan.
Terkait dengan Pameran Bali Megarupa, Koster menjelaskan bahwa pameran tersebut dihadirkan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap perkembangan kesenian kontemporer. Sejak setahun silam, pameran itu pun diproyeksikan akan digelar secara berkala setiap tahun.
“Di sini Pemerintah Provinsi atau Pemprov Bali memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat terutama anak muda untuk berkreativitas tanpa batas, berkesenian, mengambangkan jati diri masyarakat Bali yang berkesenian dan berbudaya adi luhung,” katanya.
Pameran Bali Megarupa, sebutnya, merupakan program yang selaras dengan visi Pemprov Bali, yakni "Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru", terkait dengan pemajuan kebudayaan yang meliputi adat, agama, tradisi, seni dan budaya.
Upaya pemajuan kebudayaan juga diperkuat dengan lahirnya Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. “Seperti salah satu isi Tri Sakti Bung Karno yag juga terkandung dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Pemprov Bali ingin agar Bali bisa berkepribadian dalam kebudayaan. Jadi sudah sepantasnya sebagai masyarakat Bali, kita bangga akan kebudayaan dan kesenian Bali. Kita yang melestarikan dan terus menggali potensi kesenian kita,” ucapnya.
Menurutnya, Bali merupakan pulau sangat unik karena memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi, yang bisa menjadi potensi pembangunan perekonomian ke depan untuk masyarakat. Pun, ia memandang bahwa penyebaran pandemi Covid-19 ini juga menjadikan dinamika baru, pengetahuan baru untuk mendesain kembali pembangunan di Bali.
“Peristiwa ini juga harus dijadikan momentum untuk mengembalikan jati diri Bali sebagai pulau penuh kesenian dan kebudayaan. Kita bangkitkan kembali apa yang kita miliki dan terus berkarya. Melalui pameran yang diselenggarakan secara offline dan online ini, saya harap kesenian Bali bisa semakin dijangkau di kancah global, serta bisa menggugah masyarakatnya untuk terus berkarya,” kata Koster.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Wayan 'Kun' Adnyana, menyatakan bahwa Pameran Bali Megarupa menyuguhkan kreativitas seni inovatif, modern, dan kontemporer. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kegairahan generasi penerus dalam berkesian.
Adapun program tersebut memberi kesempatan kepada para perupa muda dengan bertujuan menumbuhkan para kreator hebat di bidang seni rupa modern dan kontemporer. "FSBJ tahun 2020 yang mengusung tema Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi, memadukan perpaduan pameran langsung yang tentu saja dengan protokol kesehatan yang sangat ketat serta secara daring. Diharapkan dengan perpaduan penyelenggaraan tersebut, karya-karya seniman Bali makin dikenal di kancah internasional," katanya.
Sementara itu, kurator Jean Couteau, berharap agar para perupa Bali dapat memanfaatkan pandemi untuk dapat berkembang semakin dahsyat. Menurutnya para perupa muda harus bisa mengembangkan karakter diri masing-masing, mampu selalu menyesuaikan perubahan agar bisa bertahan dalam 20 atau 30 tahun mendatang. “Sekarang ajang pembuktian, apakah mereka masih memakai media biasa atau memakai media baru? Harapan kami, mereka bisa mengambil kesempatan dengan pembaruan,” katanya.