balinesia.id

Juli 2021, Denpasar Alami Deflasi Sebesar 0,07

Rabu, 04 Agustus 2021 08:40 WIB

Penulis:E. Ariana

Editor:E. Ariana

Hanif.jpg
Hanif Yahya (Balinesia.id)

Denpasar, Balinesia.id - Kota Denpasar tercatat kembali mengalami deflasi pada bulan Juli 2021. Angka deflasi  pada bulan tersebut tercatat 0,07 persen atau lebih kecil dari bulan Juni yang sebesar 0,36 persen.

Kepala BPS Bali, Hanif Yahya, dalam rilis Berita Statistik bulan Juli yang disiarkan secara daring mengatakan deflasi Kota Denpasar yang sedalam 0,07 persen ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen dari 104,78 pada Juni 2021 menjadi 104,71 pada Juli 2021.

"Sementara, tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020,red) tercatat masing-masing setinggi 0,47 persen dan 0,76 persen," kata Hanif Yahya.

Ia menjelaskan, dari 11 kelompok pengeluaran yang menjadi indikator data, 4 kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi. Berbeda dengan bulan sebelumnya, penyumbang terbesar deflasi bulan Juli di Kota Denpasar adalah pengeluaran kelompok IV yang meliputi perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok kelompok VIII yang meliputi rekreasi, olahraga, dan budaya menyumbang deflasi terdalam yakni sebesar 0,96 persen.

Selanjutnya, deflasi disumbang pengeluaran kelompok XI yang meliputi perawatan pribadi dan jasa lainnya sedalam 0,28 persen, serta kelompok VI yaitu transportasi sedalam 0,09 persen.

Di sisi lain, tujuh kelompok pengeluaran pada Juli 2021 tercatat mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran itu adalah kelompok V yakni kesehatan yang setinggi 0,42 persen; kelompok IX yakni pendidikan setinggi 0,18 persen; kelompok X yakni penyediaan makanan dan minuman/restoran setinggi 0,08 persen; kelompok VII yaitu informasi, komunikasi, dan jasa keuangan setinggi 0,08 persen; kelompok III meliputi perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga setinggi 0,02 persen; kelompok II yakni pakaian dan alas kaki setinggi 0,01 persen; dan kelompok I meliputi makanan, minuman, dan tembakausetinggi 0,01 persen.

"Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi pada bulan Juli 2021 antara lain, canang sari, mangga, cabai merah, popok bayi sekali pakai, kopi bubuk, minyak goreng, pisang, jeruk, tarif angkutan udara, dan buku pelajaran Sekolah Dasar (SD)," kata Hanif Yahya.

Pada bulan Juli 2021 dari 90 kota di Indonesia yang diukur indeks harga konsumen atau IHK-nya, tercatat 61 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Sorong setinggi 1,51 persen, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Sampit setinggi 0,01 persen. Sedangkan, deflasi terdalam tercatat di Kota Manokwari sedalam 0,60 persen, dan deflasi terdangkal tercatat di Kota Maumere dan Kota Samarinda masing-masing sedalam 0,01 persen.

"Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-16 dari 29 kota yang mengalami deflasi," pungkasnya. jpd