JIMBAFEST 2024 Gaungkan Pesan Pelestarian Budaya dan Lingkungan Bali ke Pentas Dunia

Minggu, 27 Oktober 2024 12:06 WIB

Penulis:Rohmat

Compress_20241027_130557_7455.jpg
JIMBAFEST 2024: Music, Art & Bali Charm digelar pada 26 - 27 Oktober 2024 di Jimbaran Hub, Bali. (Balinesia )

Jimbaran, Balinesia.id  - Ajang seni dan budaya JIMBAFEST 2024 diharapkan bukan hanya sekedar even seni budaya namun menyampaikan pesan pelestarian budaya dan lingkungan Bali ke panggung dunia.

JIMBAFEST 2024: Music, Art & Bali Charm  digelar pada 26 - 27 Oktober 2024 di Jimbaran Hub, Bali.

Kata CEO Jimbaran Hijau dan Founder JIMBAFEST Putu Agung Prianta, JIMBAFEST 2024 yang menampilkan ekspresi karya seni rupa, pertunjukan musik, dan kekuatan komunitas Bali kali ini akan menyampaikan dan menggambarkan kondisi alam dan budaya Bali tersebut secara jujur melalui perspektif seni

“Kami berharap setiap karya yang dihadirkan dalam JIMBAFEST akan berbicara dan menggugah kesadaran tentang keindahan sekaligus tantangan yang dihadapi Bali saat ini,” kata Agung Prianta.


Pihaknya mengapresiasi partisipasi para seniman yang memeriahkan helatan JIMBAFEST 2024, yang karyanya tidak hanya akan menginspirasi masyarakat lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk menggaungkan pesan pelestarian budaya dan lingkungan Bali ke pentas dunia.

“Kami percaya bahwa seni
memiliki kekuatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, menciptakan jembatan untuk menyuarakan isu-isu penting yang harus menjadi tanggung jawab bersama,” imbuh Agung Prianta.

Salah satu ekspresi kreatif seniman yang ditunjukkan dalam JIMBAFEST 2024 adalah pameran seni rupa“Crisis”, yang melibatkan karya-karya dari 13 seniman dengan menawarkan penafsiran mendalam mengenai permasalahan dan tantangan yang tengah dihadapi Bali maupun situasi global.

Dia mengapresiasi partisipasi para seniman yang memeriahkan helatan JIMBAFEST 2024, yang karyanya tidak hanya akan menginspirasi masyarakat lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk
menggaungkan pesan pelestarian budaya dan lingkungan Bali ke pentas dunia.

“Kami percaya bahwa seni
memiliki kekuatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, menciptakan jembatan untuk menyuarakan isu-isu penting yang harus menjadi tanggung jawab bersama,” imbuh Agung Prianta.

Para seniman, komunitas, dan masyarakat dari seluruh kalangan terlibat dalam even JIMBAFEST 2024 yang akan menjadi momen penting  dalam mentgekspresikan kreativitas dan identitas budaya Bali melalui beragam karya seni dan aktivitas.

JIMBAFEST 2024, tidak hanya sekadar festival seni 
dan budaya, JIMBAFEST 2024 menginisiasi gerakan bersama untuk makin peduli terhadap keberlanjutan Bali dengan menjaga kelestarian alam dan budayanya.

Masyarkat atau pengunjung di 
JIMBAFEST 2024 dapat menikmati dua hari penuh makna dengan suguhan beragam karya seni, mulai dari pertunjukan musik, seni rupa, seni tari, dan berbagai program lainnya yang dapat dinikmi  teman dan keluarga.


JIMBAFEST 2024 menghadirkan para seniman dan komunitas yang istimewa seperti  Adams, Soulvibe dan Pamungkas, yang sudah lama dinantikan penampilannya di Pulau Dewata.

Tampil juga, musisi Dwiki Dharmawan, maestro jazz Indonesia, akan berkolaborasi
dalam sebuah proyek spesial bersama Neida Aleida dan para musisi senior Bali.


Kolaborasi ini dirancang sebagai kampanye kreatif yang menggugah publik tentang urgensi pelestarian alam dan budaya Bali melalui musik yang inspiratif.

Gelaran JIMBAFEST 2024 kali ini memiliki fokus yang lebih spesifik dengan menyoroti isu-isu terkini,
khususnya kondisi Bali yang terus mengalami perubahan dari berbagai sisi. Salah satunya sektor pariwisata.


Meskipun sektor pariwisata berkontribusi besar terhadap ekonomi di Bali, namun dampaknya terhadap lingkungan juga perlu mendapat perhatian.

Seperti kemacetan, degradasi lingkungan, kelangkaan air bersih, erosi budaya, serta pengelolaan sampah.


Seniman dari Indonesia yang menampilkan karyanya antara lain Made Wianta, Made Bayak, Gilang Propagila, Jango Pramartha, Wayan Upadana dan Arkiv Vilmansa.

Kemudian, seniman dari Australia yang ikut berpartisipasi
antara lain Paul Trinidad, Jon Terry, Jerremy Blank, Antony Muia, dan Vladimir Todorovic. Lalu ada juga Stephan Spicher yang merupakan seniman asal Switer land


Kurator Crisis Visual Art Exhibition Yudha Bantono mengungkapkan karya-karya seniman yang terlibat
dalam pameran kesemuanya menunjukkan kekuatan dalam membawa gagasan penting bagi isu keberlanjutan Bali dan juga dunia.

Tidak saja bertujuan untuk membangun ruang berkomunikasi yang kritis dan sebagai pengingat, pameran ini diharapkan dapat membangun ruang kesadaran bagi pengunjung JIMBAFEST 2024 maupun masyarakat Bali yang lebih luas.


“Melalui karya-karya ini, diharapkan khalayak
luas dapat memahami makna di balik tindakan seniman dan merespons situasi global yang tidak selalu tampak, tetapi memiliki dampak signifikan,” ujar Yudha.

Ditambahkan, CEO Antara Suara Andri Veraning Ayu, JIMBAFEST 2024 juga menekankan pentingnya kehadiran para musisi dan seniman untuk menggaungkan spirit keaslian budaya Bali.

“Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi katalis perubahan positif di Bali. Kehadiran para musisi dan seniman di festival ini semoga akan membuka ruang dialog dan menginisiasi tindakan kolektif untuk masa depan yang
berkelanjutan,” ujarnya.


Sementara CEO M Bloc Entertainment Ardy Siji juga menyampaikan bahwa JIMBAFEST 2024 membuka pintu yang lebar untuk semua orang khususnya komunitas.

Kehadiran beragam komunitas seni, musik, kuliner,
kultur pop, hingga lingkungan menjadi energi baru untuk Jimbaran yang tengah berupaya menjadi ruang inklusif dan ramah komunitas di Bali.

Pihaknya berharap festival ini akan memperkuat pelestarian budaya Bali di tingkat global,” katanya.


Mengusung tema “Respect Alam
Bali Banget”, JIMBAFEST
2024 membuktikan komitmen
berkelanjutannya untuk mengurangi dampak negatif sampah.


Festival ini melibatkan langsung
komunitas asli Jimbaran, baik yang bergerak di skena modern maupun komunitas tradisional. Kolaborasi ini memastikan bahwa suara dan aspirasi masyarakat setempat tetap terdengar dan dihormati dalam upaya menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi.


"Sebagai komunitas yang peduli terhadap Bali, kami ingin menunjukkan bahwa modernisasi dapat berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai tradisional, sehingga keduanya saling melengkapi dan memperkaya pengalaman budaya kita," jelas Perwakilan Komunitas Jimbaran I Komang Tri Sandyasa Putra ini juga akan diramaikan oleh musisi-musisi berbakat dari berbagai genre, mulai dari Bagus Wirata

Dialog Dini Hari, Joni Agung & Double T dengan suasana khas reggae. Selain itu, band muda berbakat seperti Millennials, Painful by Kisses, Scared of Bums, dan Soulfood juga akan memeriahkan acara ini.

Arjuna Nakal, Galiju, Goldvoice, Lorong Madness on the Block, Nyonya Ayu, Sourmilk, dan The Boldness  juga hadir membawa energi positif bagi pengunjung dari setiap lirik yang dibawakan.***