Selasa, 02 Februari 2021 03:35 WIB
Penulis:E. Ariana

Denpasar, Balinesia.id – Sebanyak 89 karya lontar prasi hasil karya 60 orang seniman prasi lintas generasi disajikan dalam Prasara (Pameran) Bulan Bahasa Bali 2021. Prasara bertajuk “Prasikala Nukilan Taru Mahottama” dilaksanakan di Gedung Kriya Art Centre, Taman Budaya Provinsi Bali sepanjang Bulan Bahasa Bali 2021 “Wana Kerthi: Sabdaning taru Mahottama”.
“Ini merupakan pameran seni prasi terbesar dan terlengkap di Bali. Pameran juga dilengkapi dengan tayangan video pameran virtual yang disebar melalui media sosial. Jadi, masyarakat dapat menyaksikan pameran ini dengan protokol kesehatan Covid-19 dan melalui media virtual kanal Youtube DisbudProv Bali,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Bali, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana.
Kurator pameran, I Wayan Sujana ‘Suklu’ mengatakan selain menampilkan karya para seniman, prasara tersebut juga menampilkan prasi koleksi Taman Budaya Bali dan Pusat Dokumentasi Lontar Dinas Kebudayaan Bali.
Sementara itu, karya-karya yang dihadirkan para seniman dinilai tampak menghadirkan perkembangan bentuk, tema, dan perlakuan medium. Sebagai bentuk variasi, prasara tersebut juga menghadirkan dua karyua instalasi berjudul “Taru Manah” karya Made Ruta dan “Pula Kerti Anyar” karya Made Suparta.
“Kedua karya ini menggunakan daun ental sebagai elemen utama. Sementara “Megibung” adalah karya partisipatori pemirsa yang berkesempatan berkarya di ruang pameran, disediakan tiga site sebagai tempat pemajangan karya bersama," katanya.
Sejumlah nama tenar dalam dunia prasi di Bali juga tampil dalam pameran tersebut yakni Gusti Bagus Sudiasta (Bungkulan, Buleleng) dan Wayan Mudita Adnyana (Tenganan Pagringsingan, Karangasem). Selain itu ada karya dari para seniman Komunitas Operasi 14, di mana anggotanya merupakan anak-anak muda energik alumnus Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dan “Komunitas Amarasi” beranggotakan mahasiswa DKV FSRD ISI Denpasar.
“Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melalui Bulan Bahasa Bali sangat tepat mengambil langkah memuliakan, mengembangkan, dan menjangkar lontar prasi melalui presentasi ke ruang publik. Rupa serta akar dan makna lontar prasi juga akan dibincangkan melalui seminar dan workshop yang akan digelar serangkaian pameran,” katanya.
Dosen ISI Denpasar ini menegaskan, Prasara “Prasikala Taru Mahottama” berambisi mengadirkan ragam lontar prasi Bali yang mengalami dinamika dari musim ke musim. Cara pandang, sikap, dan kerja kreatif seniman yang beragam menunjukkan artikulasi sangat kaya yang tetap mengacu pada tradisi dan budayamasa lalu.
“Para perupa yang hidup pada kultur yang khas memberi jalan kreatif yang khas pula, kepiawaian aspek keterampilan yang masih diyakini sebagai cara ungkap untuk menyampaikan pesan. Prasikala dalam pameran ini membaca lebih luas pentingnya gelagat perubahan lontar prasiabad lalu sampai masa kini baik bentuk, konsep, serta konteks,” katanya. (jro)