Indikator Kesejahteraan Petani Bali Turun

Jumat, 04 September 2020 00:29 WIB

Penulis:Bambang Susilo

DENPASAR — Daya beli petani atau biasa diukur dengan nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan tajam sepanjang Agustus 2020. Hal tersebut disebabkan oleh semakin turunnya harga komoditas pada subsektor holtikultura dan perkebunan rakyat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Adi Nugroho, mengungkapkan empat dari lima subsektor yang menjadi indikator penghitungan daya beli petani turun sepanjang Agustus 2020. Selain holtikultura dan perkebunan rakyat, dua sektor lain adalah perikanan dan peternakan. Namun, angka penuruan dua subsektor awal menyumbang angka paling tinggi dibandingkam dua lainnya.

“Subsektor holtikultura dan perkebunan rakyat, masing-masing mengalami penurunan sebesar -2,21 persen. Subsektor perikanan turun sedalam -0,62 persen, dan subsektor peternakan turun sedalam -0,51 persen,” ujarnya dikutip dari siaran pers BPS Bali, Selasa (1/9/2020).

Satu-satunya subsektor indikator daya beli petani yang mengalami kenaikan adalah subsektor tanaman pangan. Kenaikannya subsektor ini pada Agustus 2020 tercatat setinggi 0,98 persen.

Berdasar catatan kelima subsektor pertanian tersebut, indeks daya beli petani Bali pada bulan Agustus 2020 mengalami penurunan sedalam -0,62 persen. Pada Juli 2020, indeks daya beli petani Bali tercatat 93,92, sedangkan pada Agustus 2020 menjadi 93,34. "Indeks yang diterima petani tercatat turun sedalam -0,62 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani tercatat juga turun sedalam -0,002 persen," ujarnya.

Sejalan dengan indeks daya beli petani, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) Bali pada bulan yang sama juga terpantau turun sebesar -0,73 persen. Pada Agustus 2020, NTUP tercatat berada di angka 93,08, sedangkan pada bulan Juli 2020 tercatat 93,77.

Penurunan NTUP dipengaruhi empat subsektor yang sama, yakni di subsektor hortikultura (-2,36 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (-2,27 persen), subsektor perikanan (-0,71 persen), dan subsektor peternakan (-0,67 persen). Sedangkan, indeks NTUP subsektor tanaman pangan tercatat mengalami kenaikan setinggi 0,87 persen.

"Pada bulan Agustus 2020, Provinsi Bali kembali tercatat mengalami deflasi perdesaan, pada besaran -0,06 persen. Kondisi ini searah dengan catatan inflasi perdesaan secara nasional yang tercatat mengalami deflasi, sedalam -0,28 persen," katanya.