Kamis, 08 Oktober 2020 05:51 WIB
Penulis:Bambang Susilo
DENPASAR – Nilai Tukar Petani atau NTP Bali pada September 2020 tercatat menurun sedalam -0,20 persen dibanding sebulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangannya indeks harga produk yang dihasilkan dengan harga produk yang diperlukan oleh petani.
Perbandingan indeks harga yang tak sebanding itu tampaknya masih sangat kental dipengaruhi pandemi Covid-19. Terkait dengan hal tersebut, gerakan solidaritas pun perlu diambil oleh setiap orang, guna meminimalisir kemerosotan kesejahteraan petani.
“Langkah terbaik yang dapat kita ambil saat ini adalah gotong royong. Masyarakat sebaiknya membeli produk pertanian dari petani kita. Pasar-pasar gotong royong yang sudah difasilitasi pemerintah ini sangat solutif untuk kondisi seperti sekarang, dan itu harus diperluas lagi,” kata akademisi Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, M,M, Rabu (07/10/2020).
Ia memaklumi, selama pandemi Covid-19, pasar-pasar produk pertanian Bali yang sebagian besar lari ke sektor pariwisata telah menghilang. Hal tersebut menyebabkan produksi pertanian berlebih, sehingga turut mempengaruhi harga produk pertanian di lapangan.
Ketika produk hadir berlebih, harga sangat mungkin untuk jatuh atau bahkan produk tersebut tidak laku. Muara dari kondisi ini tentu saja jebolnya pendapatan petani.
“Maka dari itu solidaritas ini yang kita butuhkan sekarang, bagaimana produk petani kita setidaknya dapat terserap. Sehingga, kita bisa bantu petani untuk mengamankan pendapatannya,” tegasnya.
Akademisi yang merupakan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana ini menambahkan, pandemi Covid-19 memang memberi pukulan yang luas dan kompleks ke seluruh sektor kehidupan. Situasi saat ini sangat berbeda dengan kondisi-kondisi sejenis yang sempat melambatkan laju ekonomi Bali, misalnya pada kasus Bom Bali.
“Kalau dulu ada Bom Bali, yang melambat hanya sektor pariwisata, sementara sektor lain, termasuk pertanian masih bisa berjalan, sopir angkutan masih bisa narik penumpang, pegawai swasta masih aman bekerja. Kondisinya beda seperti sekarang yang semuanya seakan berhenti, termasuk penghasilannya. Golongan yang sedikit dapat tersenyum mungkin hanya pegawai negeri yang memang digaji oleh negara,” tegasnya.
Selain itu, imbuhnya, untuk menyelamatkan petani subsidi dari pemerintah juga penting diperhatikan. Hanya saja, semua harus menyadari bahwa pemerintah saat ini bukan hanya mengurai satu persoalan, tapi beragam persoalan yang kompleks. “Satu sisi menyelamatkan ekonomi, satu sisi menjaga kesehatan warga negara,” katanya.