Festival Seni Bali Jani Ikon Baru Layaknya PKB

Rabu, 23 Oktober 2019 18:16 WIB

Penulis:Rohmat

Denpasar- Pemerintah provinsi Bali menggelar Festival Seni Bali Jani, sebuah gelaran kesenian yang akan berlangsung 26 Oktober hingga 8 November 2019 di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar guna mengakomodasi atau mewadahi para pegiat seni modern dan kontemporer.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana akan menghadirkan seni inovatif, modern dan kontemporer guna merangsang kegairahan Generasi Millenial Bali dalam berkesenian.

“Selain sebagai ruang edukasi, Festival Seni Bali Jani diharapkan akan menjadi ladang pembibitan bagi anak-anak muda Bali untuk tumbuh berkembang sebagai kreator-kreator hebat di bidang seni kontemporer dan modern,” kata Adnyana saat temu media di Kantor Disbud Provinsi Bali, Renon, Denpasar, Selasa (22/10/2019).

Berbeda dengan ajang Pesta Kesenian Bali (PKB), yang merupakan ajang pemanggungan kesenian tradisional, klasik dan seni rakyat, Adnyana menambahkan bahwa Festival Seni Bali Jani memusatkan perhatian pada seni-seni kekinian yang memang dekat dengan realita kehidupan yang sedang dialami Generasi Millenial.

Dengan demikian Bali kini memiliki dua festival seni besar dengan konsep dan style yang berbeda-beda yaitu; Pesta Kesenian Bali dan Festival Seni Bali Jani.

Kedepan Bali akan memiliki dua ikon seni, yang mewadahi segenap genre dan jenis seni yang ada. Kita akomodasi semua. Ini sekaligus menjawab mimpi dan kegalauan para pegiat seni modern yang selama ini merasa kurang mendapatkan panggung untuk menampilkan dirinya, ” tandas Adnyana yang didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, AA Ngurah Oka Sutha Diana serta Rektor ISI yang bertindak selaku tim kurator.  

Festival ini digagas langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster, yang merupakan perwujudan nyata dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Festival ini diharapkan akan menjadi jawaban sekaligus role model dalam membangun jati diri, integritas dan kompetensi di bidang seni dan ekonomi kreatif. Kedua bidang ini merupakan bidang unggulan yang selama ini telah memberikan kontribusi besar baik bagi perkembangan ekonomi maupun kepopuleran Bali. 

“Kita tekankan juga eksplorasi dimana pencapaian eksplorasi tersebut masih bernafaskan nilai-nilai lokal, tradisi dan khasanah lokal Bali. Perpaduan tradisi dan kekinian ini diharapkan jadi langkah kontektual untuk penyelenggaraannya di masa yang akan datang, ”urainya.

Rektor ISI Denpasar Prof. I Gede Arya Sugiartha, menyebut ajang ini sangat baik sebagai sebuah wahana untuk mendialogkan kembali seni tradisi dan seni modern yang selama ini terkesan berjarak di Bali.

“Kita harus ingat kembali bahwa seni tradisi pun berasal dari kreasi yang dicanagkan dan dilestarikan sebagai tradisi. Seni modern, kontemporer bukanlah oposisi dalam dunia seni di Bali, tapi juga sarana untuk mengembangkan dan memperkaya seni tradisi, bukan berarti merusak. Omong kosong jika ada yang bicara seni tradisi tanpa kreativitas,” seru Prof Sugiartha.

Kadisbud Bali, Prof Sugiartha mengharapkan Festival Seni Bali Jani mampu mewadahi ruang kreatifitas seniman Bali dan turut pula meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap eksistensi seni modern.

“ Potensi anak-anak muda Bali sangat luar biasa dan itu tidak bisa ditampung semua dalam gelaran PKB. Di Bali seni tradisi berkibar dengan  gagah dan kedepannya saya harap seni modern juga bisa mengimbangi,” katanya.

Mengusung tema Hulu-Teben, Dialektikal Lokal- Global, festival yang diselenggaarakan selama dua minggu  ini menyajikan 5 konsep, yaitu; Eksplorasi, Eksperimentasi, Lintas-batas, Kontekstual dan Kolaborasi.

Konsep Eksplorasi, menyajikan pencapaian seni inovatif berbasis kreativitas pribadi,  sementara ide dan subjek eksplorasi tetap berbasis tradisi atau nilai lokal. Konsep Eksperimentasi ada sebuah pencapaian seni modern/kontemporer berbasis kreativitas dan percobaan medium/media. Konsep Lintas-batas mensyaratkan pencapaian seni baru berbasis alihmedia, multimedia maupun transmedia.

Sementara Konsep Konstekstual mensyaratkan adanya  pencapaian seni baru secara tematik, gaya, dan style yang relevan dengan tema dan waktu penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani. Sedangkan Konsep Kolaborasi merujuk pada  proses dan pencapaian seni modern atau kontemporer berbasis sinergi dan kerjasama antar seniman Bali atau luar daerah serta luar negeri. (mat)