Rabu, 11 November 2020 21:48 WIB
Penulis:Bambang Susilo
DENPASAR – Pandemi Covid-19 tak bisa ditampik telah “memukul” seluruh lini kehidupan masyarakat. Tak terkecuali pada kehidupan seni di Bali yang diakui banyak seniman mengalami stagnasi selama pandemi.
Stagnasi dunia kesenian ini salah satunya diakui Ketua Sanggar Seni Kertha Jaya atau SKJ, I Kadek Agus Dwi Sudiartha, M.Sn. Namun, baginya dunia seni harus tetap berlanjut dan terjaga. Adaptasi terhadap kondisi sulit ini menjadi kunci dalam upaya menjaga denyut kesenian itu.
“Seniman di tengah pendemi Covid-19 ini harus tetap semangat dalam berkesenian, walaupun di masa yang sangat sulit, seni budaya harus tetap terjaga karena dengan berkesenian jiwa akan menjadi senang dan kesehatan juga akan tetap terjaga. Astungkara pendemi segera berakhir dan geliat seni akan kembali pulih,” katanya di Denpasar, Rabu (11/11/2020).
Berpijak pada semangat bertahan itu, pihaknya pun berupaya beradaptasi dengan kondisi. Oleh karena masukan sejumlah orang tua siswa di sanggarnya, ia pun kembali membuka aktivitas bekesenian. Tentu saja, dalam melakoni hal tersebut, penerapan protokol kesehatan dijaga secara ketat.
“Saat latihan, anak-anak kami wajibkan cuci tangan, memakai masker, dan kami juga menyediakan penyanitasi tangan di setiap sudut ruangan. Berbeda dengan sebelumnya, kalau dulu dalam satu kelas kami bisa menampung 20 orang, namun sekarang kami bagi anak-anak bergiliran belajar maksimal 12 orang dalam satu kelas,” katanya.
Dengan pola sedemikian rupa, lanjutnya, bahkan di tengah pandemi pihaknya kini turut membuka cabang Seni SKJ sebagai tuntutan dari permintaan orang tua yang kian banyak untuk melatih kemahiran seni anaknya. Seperti sanggar induknya, Sanggar SKJ II yang dibuka di Jalan Gelogor Carik, Gang Bulan No. 21, Denpasar didesain dengan kurikulum yang sama. Materi-materi yang diberikan mengacu pada seni tabuh, tari, tabuh gender, rindik, vokal, hingga keyboard.
Pekan ini, tepatnya pada Jumat (13/11/2020), pihaknya juga akan tampil dalam gelaran “Festival Seni Denpasar Meprawerti 2020”. Fertival itu digelar Pemerintah Kota Denpasar di Dharma Negara Alaya, Lumintang, Denpasar. “Kami selalu berupaya mempertahankan nilai-nilai budaya dan mendukung program-program pemerintah. Belum lama ini kami juga berpartisipasi dalam kegiatan seni virtual gagasan Dinas Kebudayaan Bali,” kata sosok yang akrab dipanggil Dek Dung ini.