Disiplin Prokes; Tingkatkan Kepercayaan Publik pada Pariwisata Aman

Sabtu, 24 Oktober 2020 04:30 WIB

Penulis:Bambang Susilo

BADUNG - Dibuka untuk menjaga stabilitas ekonomi, pariwisata jangan sampai mengorbankan aspek kesehatan. Agar dapat menang dalam kedua bidang itu, disiplin menerapkan protokol kesehatan atau prokes menjadi barang wajib yang harus dijunjung seluruh elemen masyarakat.

Terkait dengan hal tersebut, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, mengajak seluruh pemangku kepentingan pariwisata Bali untuk terus bekerja sama meningkatkan disiplin pelaksanaan prokes dalam penyelenggaraan pariwisata. Disiplin prokes adalah cara terbaik meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam berwisata, sehingga dapat meningkatkan iklim pariwisata di Bali.

"Jangan sampai hanya karena satu atau dua tempat wisata yang melanggar protokol kesehatan, hal tersebut diekspos oleh media dan membuat ketidakpercayaan masyarakat domestik maupun internasional berkunjung ke Bali," katanya dalam Simakrama Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru di Panggung Terbuka, Discovery Mall, Kuta, Badung, Jumat (23/10/2020).

"Untuk itu, saat ini penting bagi kita menjaga kepercayaan masyarakat, bahwa kita mampu dalam menerapkan CHSE atau clean, healty, safety, environment di dunia pariwisata."

Sosok yang saat ini juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Bali mengatakan, Pemerintah Provinsi atau Pemprov Bali yang bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI telah menggulirkan Program Bali Bangkit atau “We Love Bali”. Tujuan program ini tidak lain untuk mensosialisasikan program pembangunan dan mengimplementasikan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru atau CHSE dalam berwisata.

Berbagai upaya yang telah ditempuh pihaknya diharap dapat terus mendorong lahirnya kepercayaan masyarakat terhadap pariwisata aman. Kepercayaan masyarakat sangat penting untuk mengembalikan kondisi pariwisata Bali, terlebih kala melihat posisi Bali sebagai daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan utama.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, melalui sambungam daring menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan Program We Love Bali yang mengajak masyarakat untuk melakukan perjalanan domestik. Langkah itu menurutnya selain itu membangkitkan ekonomi setempat juga untuk mengajarkan masyarakat dan para pelaku usaha bagaimana menerapkan CHSE dengan ketat.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa angka kasus Covid-19 di Tiongkok saat ini telah menurun signifikan. Ia menyebut, dari 1,46 miliar penduduk Tiongkok, saat ini hanya ada 400-an kasus. Selain itu, beberapa provinsi di Tiongkok juga terpantau sudah tidak lagi ada peningkatan kasus.

"Hal ini dikarenakan selain sudah adanya vaksin, juga dipengaruhi oleh kedisiplinan masyarakatnya dalam menerapkan CHSE. Tiongkok juga menerapkan sanksi hukum dan sosial jika ada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan," katanya seraya mengharapkan langlah Tiongkok dapat dijadikan pelajaran oleh Indonesia.