Digitalisasi Pembayaran Geser Transaksi ATM Saat Pendemi

Minggu, 18 Oktober 2020 17:59 WIB

Penulis:Rohmat

Denpasar -Analis senior Bank Indonesia (BI) Himawan Kusprianto mengatakan potensi digitalisasi pembayaran di Indonesia sangat besar apalagi saat pandemi bahkan mampu menggeser transaksi melalui ATM.

Potensi digital di Indonesia sangat besar mengingat generasi  milenial sangat besar bila  dibandingkan beberapa  negara di Asia.Karena penggunaan intenet sangat tinggi walaupun masih didominasi media sosial. Namun ke depanya  bisa dikelola dengan baik.

Analis senior Bank Indonesia (BI),Himawan Kusprianto dalam meteri tentang “ Akselerasi Ekonomi dan Keuangan Digital sebagai Bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional”mengatakan potensi digital di Indonesia sangat besar.

Himawan pada acara Pelatihan Wartawan Ekonomi  yang digelar BI bersama PWI Bali di Griya Santrian Sanur, menjelaskan transaksi elektronik pertumbuhannya begitu besar sejak dua tahun lalau ( 2018). Layanan digital secara bertahap mampu mengkikis layanan konvensional.

“Transaksi digital semakin gencar di saat pendemi. Bahkan menggeser transaksi ATM,Banking from home juga meningkat.Bank Indonesia mendorong “offline to online,” jelasnya Kamis 15 Oktober lalu .

Asisten Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter,Indra Astrayuda  pada kesempatan yang sama mengatakan,mobilitas negara maju meningkat dorong pergerakan ekonomi Indonesia.Sehingga perbaikan ekonomi global telah mendorong volume perdagangan dunia dan harga komoditas serta ekspos meningkat.

Perekonomian  global,domestik dan respon kebijakan BI  dari sisi perekonomian global,meski meningkat, namun tingkat fatalitas terus menurun.

“ Ini merupakan kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Sementara di Negara  Amerika dan Tiongkok sudah turun.Sedang di Negara maju sudah terkendali. Maka dampaknya mobilitas di negara maju meningkat.Fenomena ini akan mendukung perbaikan ekonomi nasional dan daerah,”tegasnya.

Perkembangan COVID-19  yang masih tinggi, berdampak mobilitas melandai. “ Mobilitas untuk ritel dan rekreasi tampak melandai.Meski demikian ekonomi domestik dengan adanya digitalisasi pertumbuhan cukup pesat,juga didorong stimulus fiskal dan perbaikan kinerja ekspor.

Dicontohkan ekspor besi dan baja serta tekstil serta produk tekstil. Juga pertanian juga terus meningkat. “  Agustus dan September 2020 angka belanja pemerintah juga membaik.Sedangkan neraca perdagangan pada triwulan III diperkirakan meningkat. Neraca pembayaran Indonesia tetap baik, aliran masuk yakni modal asing juga meningkat,” jelas Indra.

Rupiah menguat pada Oktober sebesar 1,22 persen dibanding  September 2020. BI dalam hal ini merespon dengan menurunkan suku bunga untuk menggerakan sektor ekonomi