Denpasar Padukan Kreativitas, Pariwisata dan Budaya dalam Bingkai Orange Economy

Jumat, 15 Januari 2021 16:00 WIB

Penulis:Rohmat

Kota Denpasar yang bergerak dalam Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan terus berupaya untuk mendukung penguatan kebudayaan.
Kota Denpasar yang bergerak dalam Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan terus berupaya untuk mendukung penguatan kebudayaan.

Denpasar, Balinesia.id  - Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengungkapkan dalam era modernisasi perpaduan antara kreatifitas, pariwisata dan budaya menjadi penting dalam mendukung penguatan dan pemajuan kebudayaan. Karenanya, hal ini dikemas dalam bingkai orange ekonomi.

Berkat konsep itulah, Rai Mantra masuk 10 besar nominasi penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat. Saat presentasi dan tanya jawab yang digelar secara virtual pada Kamis (14/1), Rai Mantra memaparkan presentasi bertajuk ‘Denpasar Kreatif dan Berbudaya Derap Langkah Menuju Orange Economy’.

Kota Denpasar yang bergerak dalam Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan terus berupaya untuk mendukung penguatan kebudayaan.

Hal ini dilandasi adanya Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepariwisataan Budaya serta Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pelestarian Warisan Budaya.

"Dalam era modernisasi saat ini perpaduan antara kreatifitas, pariwisata dan budaya menjadi penting dalam mendukung penguatan dan pemajuan kebudayaan. Karenanya, hal ini dikemas dalam bingkai orange ekonomi," tuturnya.

Dijelaskan, ekonomi, pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif berpadu dalam satu bingkai orange ekonomy sehingga dapat masuk pada segala sektor dan mendukung penguatan perekonomian berkelanjutan.

Beragam upaya mulai dari pendataan obyek budaya melalui sistem informasi geografis, inventarisasi cagar budaya, restorasi dan pemugaran cagar budaya, penetapan situs cagar budaya, inventarisasi cagar budaya tak benda, penetapan warisan budaya tak benda.

Denpasar juga menjadi pelopor pelestarian endek Bali, pelestarian bahasa, penghargaan kepada seniman, pelestarian permainan tradisional, penghargaan kepada seniman, festival budaya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya, revitalisasi pasar tradisional, pengembangan layanan LPD dan Dharma Negara Art and Creative Hub.

“Dari Dharma Negara Alaya (DNA) ini merupakan ruang bagi penguatan dan pemajuan kebudayaan di Kota Denpasar, dengan menerapkan perpaduan antara tradisi dan modernisasi diharapkan mampu mendukung eksistensi kebudayaan di Kota Denpasar,” jelasnya

Rai Mantra menambahkan bahwa sebelum ada DNA, kegiatan seni, budaya dan kreatifitas tersebar dan kurang terkoordinir. Namun, sejak diresmikan 27 Desember 2019 beragam kegiatan seni, budaya dan ekonomi kreatif menjadi terkoordinir. Bahkan, hingga saat ini kolaborasi kreatifitas telah terjalin dengan negara Australia, British, Jepang, Amerika, Republik Rakyat Tiongkok, Italia, Swiss, Hungaria, Vietnam, Zimbabwe. (roh)