Kesehatan
Rabu, 28 Agustus 2024 15:25 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA – Orang tua atau orang-orang yang dari generasi sebelumnya mungkin sering mengajukan pertanyaan seperti, “Kok anak zaman sekarang beda sama zaman dulu?” Entah itu dari cara berpikir atau lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kini sering menyasar ke Gen Z.
Generasi Z atau dikenal juga sebagai Gen Z, adalah mereka yang lahir diantara tahun 1996 hingga 2012. Di Indonesia, orang yang lahir pada awal generasi Z sebenarnya sempat mengalami krisis moneter dan politik pada tahun 1998. Namun, karena usia mereka masih sangat muda saat itu, mereka kemungkinan tidak merasakan dampaknya secara langsung.
Teknologi yang semakin maju dan pesatnya perkembangan internet, Gen Z telah menikmati berbagai kemudahan dalam hal fasilitas, akses, dan kestabilan finansial keluarga. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika generasi ini tumbuh menjadi anak-anak yang lebih pintar, berprestasi, dan sehat.
Ciri khas lain yang membedakan Gen Z adalah bagaimana perkembangan teknologi memberikan mereka kesempatan untuk memperoleh atau mengakses informasi dari berbagai sumber dan penjuru dunia. Hal ini membuat Gen Z menjadi generasi yang cukup kritis dalam menilai informasi, dan sikap ini juga memengaruhi keseharian mereka.
Meski begitu ada saja yang menganggap Gen Z pemalas hingga lemah. Gen Z memiliki karakter sendiri dibanding dengan generasi sebelumnya. Kira-kira apa saja karakter yang dimiliki Gen Z? Yuk, simak artikel berikut!
Berikut beberapa karakter Gen Z yang tidak boleh diremehkan, antara lain:
Geni Z yang sering disebut juga sebagai tech savvy, tumbuh di era teknologi berkembang dengan pesat. Mereka tidak hanya paham teknologi, tetapi juga sangat mahir dalam menggunakan berbagai perangkat dan aplikasi. Keterampilan ini membuat mereka mampu dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi serta memanfaatkan alat digital untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
Jika kalian bertanya ke orang tua, kakek, atau nenek kalian terkait cita-cita pasti jawabannya tidak jauh dari dokter, PNS, pilot, atau arsitek. Namun, dengan adanya internet, Gen Z menjadi lebih kreatif dalam mencari penghasilan, terutama di industri kreatif. Misalnya, menjadi content creator, social media, podcaster, vlogger, hingga mendirikan start-up sendiri.
Gen Z bahkan bisa menghasilkan konten menarik di media sosial, menjalankan bisnis online, dan menemukan solusi kreatif untuk berbagai masalah. Kreativitas mereka tidak hanya terbatas pada seni, tetapi juga tercermin dalam cara mereka menghadapi tantangan sehari-hari.
Mungkin kalian sering mendengar frasa, “Twitter please do your magic.” Meskipun sering terlihat hanya berbaring sambil scrolling, Gen Z sebenarnya tidak apatis. Justru, mereka adalah yang paling cepat dalam menyebarkan informasi dan mencari solusi.
Contohnya, ketika ada seorang kakek yang menjual kue di stasiun, Gen Z bisa saja membagikan fotonya di media sosial dan menggalang donasi secara massal. Ini sejalan dengan sebutan ‘The Communaholic,’ yaitu mereka yang aktif dalam komunitas dan menggunakan teknologi untuk memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Gen Z juga dikenal sebagai ‘The Undefined ID’ karena mereka senang berekspresi dalam mencari jati diri. Contohnya adalah Citayem Fashion Week, di mana remaja dari Jabodetabek tampil untuk menunjukkan gaya berpakaian mereka.
Selain itu, Gen Z juga berupaya membangun self-branding di media sosial. Ada yang gemar OOTD, olahraga, hingga mencicipi makanan dari berbagai tempat. Semua ini diabadikan melalui Tiktok, YouTube, atau Instagram Story.
Gen Z cenderung memiliki pola pikir yang kritis dan analitis. Mereka lebih teliti dalam mengevaluasi informasi dan sering melakukan riset sebelum mengambil keputusan. Dengan kemampuan ini, mereka dapat mengkritisi berbagai isu dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang mendalam. Kemampuan berpikir kritis ini sangat bermanfaat di berbagai bidang, terutama di era di mana informasi sering kali dibanjiri oleh berita palsu.
Gen Z sangat menyadari pentingnya pembelajaran sepanjang hayat. Mereka tidak berhenti belajar setelah menyelesaikan sekolah atau universitas, tetapi terus mencari kesempatan untuk belajar dan berkembang di setiap fase kehidupan mereka.
Baik melalui pendidikan formal seperti kursus dan seminar, maupun pendidikan informal seperti tutorial online, podcast, dan buku, mereka selalu berusaha meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Mereka menerima perbedaan di sekitar, seperti agama, suku, ras, dan adat istiadat. Akses informasi yang luas membuat generasi ini lebih mudah mempelajari dan memahami alasan di balik perbedaan tersebut. Gen Z juga tidak keberatan bergaul dengan kelompok yang berbeda dari mereka. Anak Jaksel mungkin akan menyebutnya sebagai open minded.
Gen Z dikenal sangat peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka sering aktif dalam gerakan sosial dan kampanye lingkungan, menunjukkan perhatian besar terhadap masalah global seperti perubahan iklim dan keadilan sosial. Kepedulian ini mendorong mereka untuk mencari solusi inovatif dan berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif.
Meskipun memiliki ambisi tinggi, Gen Z sangat menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Mereka tidak hanya mengejar karier, tetapi juga berusaha mencari kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari. Keseimbangan ini membantu mereka tetap fokus dan produktif di tempat kerja, serta lebih bahagia dalam kehidupan pribadi mereka.
Secara umum, Gen Z tidak akan ragu untuk mencari bantuan profesional yang berkompeten dalam kesehatan mental jika diperlukan. Banyak dari mereka juga aktif dalam berbagai komunitas yang mendukung kesehatan mental. Kesadaran ini membantu mereka menjaga kesehatan emosional dan menghadapi tekanan dengan lebih baik.
Itu dia beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Gen Z.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 25 Aug 2024