Berangsur Stabil, Harga Bahan Pokok di Pasar Badung

Selasa, 25 Januari 2022 22:02 WIB

Penulis:E. Ariana

Editor:E. Ariana

IMG-20220125-WA0035.jpg
Pedagang daging ayam, Ni Made Lestari saat ditemui di pasar Badung, Denpasar Selasa, 25 Januari 2022. (Balinesia/pnd)

Denpasar, Balinesia.id - Sempat mengalami lonjakan yang cukup tinggi sejak akhir 2021 lalu, kini harga sejumlah bahan pokok di Pasar Badung terkonfirmasi berangsur stabil.

Badung, Selasa 25 Januari 2022, sejumlah harga kebutuhan pokok seperti daging ayam, bumbu dapur, hingga minyak goreng telah mengalami penurunan. Beberapa waktu lalu, jenis kebutuhan pokok tersebut sempat melambung karena sejumlah alasan.

Menurut penjual daging ayam di Pasar Badung, Ni Made Lestari, saat ini harga daging ayam Rp 40 ribu per kg, turun Rp 5-10 ribu dibandingkan beberapa waktu lalu.

"Kemarin, selama pergantian tahun sempat capai Rp 45-50 ribu per kilogram, namun kini sudah berangsur turun," katanya menyebut penurunan harga daging ayam diakibatkan pasokan daging dari supplier yang mulai stabil.

Sementara itu, bumbu dapur, seperti cabai juga dinyarakab mulai turun harga sejak beberapa pekan belakangan. Pedagang bumbu dapur, Ni Ketut Wati mengatakan harga jual cabai saat ini seharga Rp 25 per kg. Harga tersebut jauh lebih terjangkau jika membandingkan dengan beberapa waktu sebelumnya yang mencapai Rp 80 ribu.  Penurunan harga cabai dinyatakan karena faktor cuaca yang mulai membaik, sehingga produksi juga mencukupi.

“Cuaca mulai membaik, waktu ini harga melonjak kan karna petani banyak yang gagal panen karena curah hujan tinggi dan sempat membanjiri lahan petani cabai,” ungkapnya.

Sementara itu, ia merinci harga komoditi bumbu dapur saat ini seperti bawang merah Rp 20 ribu bawang putih Rp 23 ribu, jahe Rp 18 ribu, kunyit Rp 8 ribu, dan tomat Rp 15 ribu. Kemudian, untuk telor ayam kisaran harga di pasaran adalah Rp 38-42 ribu per tray, menurut ukuran, sedangkan minyak goreng kini berada di kisaran Rp 15 per liter.


Bali Kekurangan Stok Ayam

Dikonfirmasi terpisah, salah seorang distributor daging ayam di Bali, Komang Sutrisna mengatakan bahwa sempat melambung karena minimnya pasokan, tidak sebanding dengan kebutuhan. Meski harga daging ayam kini telah turun, ia pun mengatakan harga tersebut masih termahal di Indonesia.

"Harga daging ayam di Bali masih tertinggi dibanding provinsi lainnya. Ini adalah hukum ekonomi yang mana saat permintaan tinggi, suplai terbatas maka harga otomatis naik," katanya.

Ia menjelaskan, harga ayam pedaging di Provinsi Bali memang lebih mahal Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kilogramnya. Keadaan itu diperkuat setelah mendatangkan bibit ayam pedaging dari luar Bali.

“Sebenarnya Bali sudah mendatangkan daging ayam dari luar, tapi terkendala di penampungan. Di Bali, hanya laku daging segar serta kecendrungan konsumen membeli anggota tubuh ayam yang terpisah, sebab kalau dari luar Bali daging yang datang tanpa kepala dan kaki,” kata dia. pnd/jpd